Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan,
dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan.
Ams. 16:27
Berguna untuk Tuhan:

Hari 1 - Minggu

Ingin Dipakai Tuhan


1 Tesalonika 1:9
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar.

Tuhan kita adalah Tuhan yang mempunyai rencana. Semua yang dikerjakan Tuhan dari kekekalan lampau sampai kekekalan yang akan datang adalah sesuai dengan rencana-Nya.

Rencana Tuhan sangat erat hubungannya dengan manusia. Karena Rencana Tuhan akan dirampungkan melalui manusia dan juga di dalam manusia.

Jangan beranggapan bahwa apa yang Tuhan lakukan terhadap kita hari ini adalah kebetulan saja. Semuanya sudah Tuhan atur sesuai dengan rencana-Nya.

Setiap orang yang telah dilahirkan kembali mempunyai kedudukan dan potensi untuk dipakai oleh Tuhan.

Sebenarnya Tuhan sudah mengkonfirmasi hal ini, bukan hanya melalui menciptakan manusia, menebus manusia, tetapi juga melalui memanggil manusia.

Mungkin kamu merasa bahwa Tuhan tidak bisa memakai kamu karena kamu kurang punya bakat, kurang bisa bicara, kurang mengerti Alkitab, kurang ….

Tetapi, siapa pun kamu, Tuhan sudah memanggil kamu. Sekarang, kamu mungkin akan berkata, “Kapan Tuhan memanggil aku? Aku tidak pernah merasakan panggilan-Nya.”

Mungkin kamu mengira bahwa panggilan Tuhan itu adalah masalah yang amat rumit. Sebenarnya, kamu cuma perlu bertanya pada dirimu sendiri, dari hari kamu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat sampai hari ini, apakah kamu pernah punya keinginan untuk dipakai oleh Tuhan?

Mempunyai sedikit saja keinginan untuk dipakai Tuhan adalah bukti dari pekerjaan Tuhan yang luar biasa di atas diri kita. Pekerjaan Tuhan yang satu ini lebih besar daripada pekerjaan penciptaan-Nya atas diri kita.

Pekerjaan Tuhan menciptakan diri kita tidak sehebat dan sebesar pekerjaan-Nya membuat kita punya keinginan untuk dipakai oleh-Nya.

Tuhan bisa membuat kita punya hati yang ingin dipakai oleh-Nya karena Dia sudah mengunjungi kita. Dengan kata lain, ini bisa terjadi karena Dia datang kepada kita.

Tuhan sudah datang memanggil kita berkali-kali, sayang sekali kita sering mengabaikan kunjungan Tuhan. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa Tuhan memanggil kita dengan suara seperti guntur dari surga atau dengan melihat cahaya besar seperti Paulus dalam perjalanannya ke Damsyik.

Kalau Tuhan tidak datang mengunjungi kamu, mana mungkin kamu bisa punya keinginan untuk dipakai Tuhan?

Dulu, jangankan ingin dipakai Tuhan, kamu bahkan tidak peduli pada Tuhan, tetapi sekarang kamu ingin dipakai oleh Tuhan. Ini adalah bukti bahwa Tuhan sudah mengunjungi kamu dan kasih karunia Tuhan sudah datang kepadamu.

SEEKers, yuk jangan abaikan kunjungan Tuhan dan panggilan-Nya. Mari kita segera respon.

Aku mau berdoa mempersembahkan diriku lebih serius, agar Tuhan bisa memakai aku untuk saluran berkat-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, pakailah aku sesuai dengan rencana-Mu. Pakailah aku segera. Ya Tuhan Yesus, aku rindu jadi saluran berkat-Mu.



Hari 2 - Senin

Membayar Harga


Yesaya 6:8
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Tanpa kunjungan Tuhan, tidak ada cara lain untuk memanggil kita. Alkitab menunjukkan bahwa memang adalah tanggung jawab Tuhan untuk mengunjungi kita tetapi kita juga bertanggung jawab untuk membayar harga.

Ketika Tuhan menampakkan diri pada Paulus di jalan menuju Damsyik, Tuhan tidak langsung memberi Paulus kuasa, wahyu, dan karunia-karunia. Sebaliknya,Tuhan menyuruh Paulus untuk masuk ke kota dan membiarkan seorang murid yang tidak menonjol, bernama Ananias, memberi tahu Paulus apa yang harus ia lakukan dalam beberapa kalimat saja (Kis. 9:5b-6, 10-17).

Namun, karena Paulus mau membayar harga, maka ia dipakai Tuhan secara besar-besaran.

Seberapa besar harga yang dibayar Paulus? (Besar sekali! Seharga segala sesuatu.) Mari kita baca Kitab Filipi 3:7-8, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”

Paulus telah melepaskan semua hal yang dulu dianggapnya keuntungan. Ia melepaskan semua itu dan menganggapnya sampah supaya ia memperoleh Kristus. Itulah sebabnya Paulus dapat dipakai oleh Tuhan secara besar-besaran.

Jadi, di satu pihak, Tuhan selalu mengunjungi manusia, tetapi di lain pihak, manusia juga perlu membayar harga.

Seberapa banyak kita bisa dipakai Tuhan sangat tergantung pada seberapa banyak harga yang mau kita bayar.

Harga yang perlu dibayarkan itu tidak terbatas. Tidak seorang pun yang bisa mengatakan bahwa ia telah membayar penuh dan tidak perlu membayar apa-apa lagi.

Bahkan Rasul Paulus juga tidak bisa berkata demikian. Sebaliknya Paulus malah mengatakan, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.”
Paulus tidak menganggap bahwa ia telah menangkapnya, ia mengatakan, “Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Paulus selalu melupakan yang sudah-sudah, yang lalu, yang kemarin, ia maju terus. Ia mengarahkan diri pada apa yang di depan.

Ketika Paulus menulis 2 Timotius 4, ia sudah membayar hampir semuanya yang dapat ia bayar. Dan pada akhirnya ia bahkan memberikan nyawanya (2 Tim. 4:6-8).

Sebenarnya, semua orang telah dikunjungi oleh Tuhan dan kunjungan yang diterima setiap orang itu sama. Tetapi karena harga yang kita bayar berbeda-beda, maka kegunaan kita di tangan Tuhan juga berbeda-beda.

Alkitab dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan sedang menunggu manusia membayar harga hingga bisa dipakai oleh-Nya.

Dalam Kitab Yesaya 6:8 Tuhan mengatakan, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"

Ayat di atas mengungkapkan keinginan hati Tuhan, yaitu Dia menunggu manusia mau membayar harga dan menjawab panggilan-Nya.

SEEKers,apakah yang kita tunggu? Yuk, kita segera membayar harga. Kita tinggalkan semua dosa, semua hobi yang menghabiskan waktu kita dan menganggu hubungan kita dengan Tuhan, semua game, semua komik, semua musik rock, semua film yang tidak pantas, semua bacaan yang tidak perlu, sinetron-sinetron, dan masih banyak lagi, tergantung seberapa banyak harga yang mau kamu bayar.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau dipakai oleh-Mu dengan besar-besaran. Terima kasih untuk kunjungan-Mu dan panggilan-Mu. Buatlah aku mau membayar harga, sebanyak-banyaknya, semahal-mahalnya untuk-Mu.



Hari 3 - Selasa

Mempersembahkan Tubuh


Kolose 3:23
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah de¬ngan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Langkah pertama untuk membayar harga adalah mempersembahkan tubuh.

Paulus menasihati kita untuk mempersembahkan tubuh kita, karena sebagai manusia, tidak ada perkara lain yang lebih riil dan praktis daripada tubuh kita.

Bayangkan saja kalau kamu bilang, “Aku repot dan terlalu lelah, tidak bisa menghadiri ibadah-ibadah gereja. Aku di rumah saja mendoakan kalian.” Kata-kata semacam ini kedengarannya manis, tetapi sebetulnya menipu orang.

Andaikata semua remaja mengatakan bahwa mereka terlalu lelah untuk beribadah, bayangkan ibadah remaja akan menjadi ibadah macam apa?

Itulah sebabnya Kitab Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Sudahkah kamu membayar harga? Sudahkah kamu mempersembahkan tubuhmu? Memang ada banyak sekali cara membayar harga. Selain mempersembahkan tubuh, ada banyak hal, benda, waktu, tenaga, harta, yang bisa kamu bayarkan. Tetapi sebenarnya semua itu melibatkan tubuhmu.

Menjaga tingkah lakumu sehari-hari, beribadah sungguh-sungguh (tidak basa-basi) – duduk di depan, menyanyi sekuatnya, berdoa, mendengarkan firman, tidak terlambat, konsentrasi, tidak ngobrol, tidak ngemil, tidak main hape, dll., semuanya termasuk membayar harga.

Memperhatikan penampilanmu, melakukan segala sesuatu bersama Tuhan, juga termasuk membayar bayar.

Ngotot cari Tuhan – minta disembuhkan dari kebutaan rohani, dari penyakit rohani, dari kematian rohani, tidak pasif seperti Lot, tetapi ngotot seperti Yakub, ngotot seperti Rut, ngotot seperti Kornelius, ngotot dipenuhi Roh Kudus – juga termasuk membayar harga.

Datang kepada Tuhan, datang beribadah bukan untuk mendapatkan bantuan, makanan, benda-benda materi, berkat-berkat, mujizat-mujizat, kesembuhan, tetapi hanya mau Tuhan saja. Itu berarti kamu sedang membayar harga juga.

Rela meletakkan banyak hal bagi Tuhan – dosa, gaya rambut, musik, gaya kacamata, komik, hobi, kebiasaan buruk, teman duniawi, dll. – adalah harga yang juga perlu kamu bayar.

Di bawah ini ada cerita mengenai seseorang yang melakukan sesuatu dan itu termasuk membayar harga.

Ada seorang anak negro bernama Yekana. Ia tinggal di asrama suatu misi penginjilan di Afrika Tengah. Sejak kecil ia sudah mendengar Injil dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Pada suatu hari, pembimbingnya menyuruh Yekana menyapu kelas. Ketika Yekana me¬nyapu sampai di depan sebuah almari besar, ia berpikir, ”Tidak perlu menyapu yang di balik almari. Disapu atau tidak, tetap tidak akan dilihat orang, buat apa menambah-nambah pekerjaan?”

Namun, ada satu pikiran lain yang muncul, ”Di seluruh ruang kelas ini, ada satu tempat di mana saya boleh menyapunya untuk Tuhan, karena orang lain tidak akan tahu.”

Demi¬¬kianlah kemudian ia menyapu bagian belakang almari besar itu. Saat menyapu, ia berdoa, ”Tuhan, aku menyapu tempat ini untuk-Mu.”

Menyapu sungguh-sungguh untuk Tuhan seperti yang dilakukan Yekana termasuk salah satu cara membayar harga, karena sebenarnya ia bisa lebih cepat selesai, lebih cepat main, dan lebih mudah, jika tidak usah menyapu bagian belakang almari besar itu. Tetapi Yekana mau bersusah payah untuk Tuhan.

Sudahkah kamu belajar dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan? Maukah kamu mengurangi jam nontonmu, jam mainmu, jam ngobrolmu, jam melamun, jam santai? Bersusah payah belajar, mengurangi beberapa kesenangan pribadi untuk belajar, termasuk membayar harga, karena kamu belajar untuk Tuhan, agar kamu kelak bisa lebih berguna buat Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, buatlah aku menjadi orang yang berguna bagi-Mu, bisa dipakai oleh-Mu dengan maksimal. Tolonglah aku rela membayar harga sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, dan semahal-mahalnya bagi-Mu.



Hari 4 - Rabu

The Cambridge Seven (1)


Mazmur 71:17
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Pernah dengar mengenai Cambridge Seven? (Mereka adalah 7 orang Inggris yang berpendidikan tinggi, lulusan Cambridge University, yang berangkat ke China untuk memberitakan Injil.) Nama-nama mereka adalah C.T. Studd, M. Beauchamp, S.P. Smith, A.T. Polhill-Turner, D.E. Hoste, C.H. Polhill-Turner, W.W. Cassels.

Bagaimana asal mulanya? Apa penyebabnya?

Dimulai dari dr. Harold Schofield, seorang dokter muda yang cerdas lulusan Oxford, yang memberikan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan Yesus di usia 29 tahun. Tuhan mengutusnya ke China. Ia menjadi anggota China Inland Mission, sebuah misi Kristen pertama yang diijinkan masuk ke China secara resmi. Misi itu dipelopori oleh Hudson Taylor pada tahun 1866.

Tidak ada kesemarakan, keindahan, atau keuntungan apa pun yang bisa kamu dapatkan sebagai seorang hamba Tuhan di China. Bau kotoran yang menusuk hidung dan bau orang-orang yang tidak pernah mandi tercium di mana-mana. Penyakit adalah hal yang sangat lumrah, khususnya di kalangan orang-orang miskin, orang-orang yang kasar dan tidak berpendidikan. Dr. Harold Schofield sendiri pada akhirnya meninggal karena sakit tifus di China.

Pada waktu itu, sangat sedikit orang Inggris yang tertarik untuk menginjil di China. Lebih sedikit lagi yang pernah mendengar mengenai China Inland Mission yang dirintis Hudson Taylor. Biasanya orang-orang yang mau dikirim ke China pasti bukan lulusan universitas.

Para sarjana jarang yang tertarik pada Tuhan Yesus, apalagi mau memberikan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan, dan tentu saja hampir tidak ada yang mau pergi ke China.

Pada waktu Dr. Harold Schofield mengamat-amati propinsi Shansi, tempat ia menetap pada akhirnya, dengan 9 juta orang China yang sama sekali tidak mengenal Tuhan Yesus dan hanya ada 5 atau 6 orang hamba Tuhan, hatinya sangat terpukul.

Dr. Schofield adalah seorang pendoa. Setiap malam, ia mengesampingkan makan dan rileks, ia berlutut dan berdoa agar Tuhan membangkitkan banyak pengajar Alkitab, gembala, khususnya orang-orang pandai lulusan universitas dan mengirimnya ke China sebagai seorang hamba Tuhan.

Hingga Dr. Schofield meninggal, sepertinya doanya tidak terjawab. Tetapi Tuhan telah bekerja melampaui apa yang dipikirkan manusia. Tuhan menggerakkan orang-orang muda berbakat dari kampus terbaik dunia di saat itu.

Di tahun 1873, Dwight L. Moody dan rekan sekerjanya, Ira Sankey, memulai misi injil selama tiga tahun di Inggris. Mereka sudah menjadi penginjil yang terkenal dan dihormati di Amerika Serikat tetapi ketika tiba di Inggris, pada awalnya, mereka sangat diremehkan.

Banyak orang mengejek Moody, yang tidak bisa berbicara dengan baik dan Sankey, yang dianggap hanya seorang musisi rata-rata. Tapi anehnya, banyak orang pergi ke pertemuan mereka, sehingga balai pertemuan selalu penuh sesak.

Stanley P. Smith, yang saat itu berusia 13 tahun, datang di pertemuan itu. Ia berasal dari keluarga Kristen dan ayahnya adalah seorang ahli bedah London yang sukses. Ketika Stanley Smith mendengarkan berita yang disampaikan Moody, Roh Kudus bekerja di atas dirinya sehingga Smith mengakui dosa-dosanya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Smith adalah seorang yang populer di sekolahnya dan ia suka humor. Tetapi, tak lama setelah keselamatannya itu, ia mengambil kembali hidup yang pernah ia serahkan pada Tuhan Yesus.

Syukurlah, saat kuliah di Universitas Cambridge dan sibuk dengan olah raga dayung, Tuhan berbicara kepadanya melalui teman-temannya.

Smith memutuskan untuk hidup bagi Tuhan saja. Inilah anggota pertama dari "The Cambridge Seven."

Doa:
Terima kasih Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang menjawab doa. Engkau bisa bekerja melampaui apa yang kami pikirkan.



Hari 5 - Kamis

The Cambridge Seven (2)


Mazmur 145:4
Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.

Dixon Hoste, walaupun baru berusia 21 tahun tetapi ia sudah punya kedudukan di barisan tentara Inggris, pangkatnya tepat di bawah pangkat kapten. Masa depannya dalam angkatan bersenjata Inggris cerah.

Saat cuti musim dingin 1882, kakaknya memaksanya untuk menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Moody. Setelah 3 malam menolak terus, akhirnya di malam keempat, Dixon dengan terpaksa menuruti kemauan kakaknya.

Saat itulah, ia menyadari dosa-dosanya, dan melihat perbedaan besar antara dirinya yang penuh dengan ketidakpuasan dibandingkan dengan kakaknya yang penuh dengan sukacita.

Walaupun ia tahu bahwa ia akan diejek teman-temannya, dan tidak bisa lagi hidup seenaknya, karirnya di militer juga pasti terpengaruh, ia rela membayar mahal dan menyerahkan hidupnya untuk Tuhan Yesus.

Damai dan sukacita menggenang dalam jiwanya, sesuatu yang tidak pernah dialami sebelumnya. Pada saat itu, Dixon menyadari bahwa tidak ada yang lebih baik daripada mengenal, menyembah, dan melayani Tuhan Yesus Kristus.

Ketika Dixon kembali ke posnya di militer, ia menjadi saksi Kristus yang setia. Dan tambah hari ia tambah yakin bahwa Tuhan memanggilnya untuk meninggalkan angkatan bersenjata itu dan pergi sebagai misionaris.

Montague Beauchamp, sudah sejak kecil berteman dengan keluarga Studd dan di Cambridge, Montague Beauchamp memperkenalkan Stanley Smith pada Kynaston Studd, seorang anggota tim kricket Cambridge.

Dari situlah, Kynaston Studd mengadakan doa bersama dengan Stanley Smith, setiap hari 15 menit, agar Tuhan mendapatkan Montaque Beauchamp.

Pada awal Oktober 1881, Montague Beauchamp dilahirkan kembali. Ia berubah begitu banyak sehingga semua orang bisa melihat bagaimana Kristus bekerja di atas dirinya.

William Cassels adalah kenalan Smith dari tim dayung. Mereka berteman baik dan bersama-sama menghadiri studi Alkitab dan berdoa bersama bagi siswa di kampus itu, terutama untuk klub dayung, tempat Smith menjadi kaptennya.

Cecil Polhill-Turner dan adiknya, Arthur, adalah atlet yang luar biasa, unggul di kricket dan sepak bola. Karena menghormati Kynaston Studd, teman sekelas mereka, mereka menghadiri studi Alkitab, tetapi tidak tertarik. Arthur bahkan berpikir bahwa sangatlah keterlaluan jika mereka secara terbuka berbicara tentang Yesus.

Suatu hari, Oktober 1882, mereka dan semua temannya menerima undangan pribadi dari Kynaston Studd untuk menghadiri pertemuan yang diadakan oleh D.L. Moody dan Ira Sankey. Banyak dari mereka berpikir bahwa itu sangatlah konyol, mengapa ada orang Amerika yang tidak berpendidikan datang ke salah satu universitas terbaik di dunia untuk berkhotbah kepada mereka?

Karena penasaran, Arthur pergi, dan Firman Tuhan di Kitab Yesaya 12:2 begitu kuat menjamah hatinya sehingga malam itu juga Arthur bertobat, “Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."

Pada malam terakhir pertemuan itu, Arthur mempersembahkan dirinya kepada Tuhan Yesus. Ia tidak pernah menoleh ke belakang dan tidak pernah menyesal.

Ketika Cecil Polhill-Turner, yang juga seorang tentara seperti Dixon Hoste, sedang cuti, Arthur bersaksi tentang dirinya dan Tuhan Yesus kepada kakaknya itu. Tapi Cecil punya pandangan sendiri tentang agama Kristen, ia menganggap orang Kristen itu kasihan karena selalu berpikir tentang dosa-dosa mereka.

Tetapi, Tuhan bekerja hebat di atas dirinya. Suatu hari, pikirannya dipenuhi dengan Firman-firman yang pernah dibacanya dan hal itu membuatnya bertobat. Ia berkata, “Aku menyerah dan percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat, Tuhan, dan Guru.”

Doa:
Tuhan Yesus, dapatkan hidupku, dapatkan aku seutuhnya seperti Engkau mendapatkan para anggota Cambridge Seven.



Hari 6 - Jumat

The Cambridge Seven (3)


Roma 10:14
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Charles Thomas atau CT Studd , adalah adik Kynaston Studd. Ayah mereka kaya raya sehingga mereka selalu hidup dalam kemewahan yang luar biasa. Charles pernah bersaksi, “Saya suka pura-pura tidur jika ayah masuk kamar saya untuk menyuruh saya bertobat. Dan jika ia pulang di siang hari, saya suka merayap ke sisi lain rumah untuk menghilang.”

Charles adalah seorang pemain kricket terbaik. Ia berlatih keras dan mendisiplin diri secara luar biasa. Tidak heran jika ia sangat populer di seluruh Inggris. Ia adalah idola mahasiswa dan anak-anak sekolah dan dikagumi oleh sesepuh. Charles Studd diakui sebagai pemain kricket terbesar dan sampai bertahun-tahun kemudian, ia masih diakui sebagai pemain kricket terbesar.

Pada bulan November 1883, adik Charles, George, sedang sekarat. Charles merasa sedih luar biasa. Tetapi Tuhan menggunakan keadaan ini untuk mengubah hidupnya.

Ketika Charles melihat adiknya, yang juga adalah pemain kriket populer, sekarat, ia hanya bisa menyimpulkan, "Sekarang apa gunanya semua popularitas dunia itu bagi George? Apa gunanya semua ketenaran dan pujian? Apakah artinya mempunyai seluruh kekayaan dunia, ketika kita harus menghadapi kekekalan?”

Dengan ajaib, George berangsur-angsur pulih. Charles pun menghadiri pertemuan yang diadakan Moody dan malam itu juga ia bertobat. Sejak saat itu, ia giat memberitakan Injil.

SEEKers, dengan ajaib Tuhan mendapatkan orang-orang muda dari Universitas terbaik dunia saat itu. Stanley Smith yang adalah kapten tim dayung selalu berdoa bersama Montague Beauchamp bagi keselamatan tim dayung mereka.

Dixon Hoste ingin mengundurkan diri dari militer dan menjadi seorang misionaris tetapi karena desakan orangtuanya, ia tetap tinggal di angkatan bersenjata. Tetapi, setiap ada kesempatan, ia selalu memberitakan tentang Tuhan Yesus.

William Cassels, dengan semangat injil yang luar biasa, melayani orang-orang di daerah kumuh.

Arthur Polhill-Turner, bersama saudara perempuannya, pergi berkeliling untuk memberi tahu orang-orang tentang pengalamannya dengan Tuhan Yesus dan di Cambridge, ia terlibat dalam kegiatan Kristen dengan semangat tinggi.

Cecil Polhill-Turner memutuskan untuk melakukan segala sesuatu sebaik mungkin seperti Yusuf di Perjanjian Lama, sehingga tidak seorang pun bisa mengejek imannya, karena ia adalah seorang prajurit yang baik. Cecil dan Arthur bekerja bersama di misi anak-anak.

Charles Studd, menggunakan ketenarannya untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Dia selalu mengajak rekan-rekan dalam tim-nya untuk mendengarkan Moody berkhotbah.

Dan begitu waktunya tiba, Tuhan dengan cara-Nya memanggil mereka lagi untuk pergi ke China.

Karena ada 7 lulusan Cambridge yang mau pergi ke China maka orang-orang menjuluki mereka “The Cambridge Seven”.

Mereka menguncang dunia kampus dan para mahasiswa, bukan hanya di Inggris bahkan di Amerika, untuk bangkit bagi pekerjaan Tuhan. Mereka berkeliling ke kampus-kampus di Inggris dan Skotlandia, dan dalam setiap pertemuan itu, kesaksian mereka menggerakkan hati banyak orang.

Pertemuan mereka yang terakhir diadakan di Exeter Hall dan diakhiri dengan ucapan CT Studd: "Apakah Anda hidup untuk hari ini atau hidup untuk kekekalan yang akan datang? Apakah Anda hanya peduli pada pendapat orang-orang di sini atau pendapat Allah? …."

Doa:
Tuhan Yesus, pekerjaan-Mu sungguh luar biasa. Asal ada orang berdoa, Engkau bisa bekerja. Jadikan aku orang yang bekerja sama dengan-Mu, berdoa untuk pekerjaan-Mu sehingga Engkau bisa mendapatkan aku dan orang-orang yang mau hidup bagi-Mu.



Hari 7 - Sabtu

The Cambridge Seven (4)


Mazmur 71:18
Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.

The Cambridge Seven tiba di Shanghai pada tanggal 18 Maret 1885. William Cassels bekerja keras di China Barat. Ia tinggal di sana hingga kematiannya tahun 1925.

Stanley Smith dikirim ke Cina Utara. Ia belajar keras hingga menguasai bahasa China dan bisa berkotbah secara fasih dalam bahasa China. Hidupnya di China sangat sulit, tetapi ia bekerja keras sampai akhir. Ia terus berkhotbah dan mengajar sampai meninggal di China pada tanggal 31 Januari 1931.

C.T. Studd, karena kesehatannya, dikirim pulang pada tahun 1894, setelah 11 tahun berjuang di China. Tetapi Tuhan memulihkan kesehatannya dan ia menghabiskan 6 tahun di India sebagai misionaris, lalu di Inggris dan Amerika. Kemudian, pada tahun 1910, ia memenuhi tantangan terbesar dalam hidupnya, ia merintis daerah tropis Afrika. Ia harus menanggung kemiskinan dan banyak penderitaan demi menginjilisasi orang Afrika asli. Ketika ia meninggal di Kongo, Belgia pada tahun 1931, lebih dari 1.000 orang Afrika asli mengantarnya ke kubur.

Arthur Polhill-Turner adalah seorang pekerja Injil yang setia. Selama terjadi pemberontakan terhadap orang asing di China, ia tidak meninggalkan China. Ia bekerja keras hingga pensiun dan kembali ke Inggris. Ia meninggal pada tahun 1935.

Cecil Polhill-Turner, pindah ke arah Barat Laut, ke arah Tibet. Selama kerusuhan pada tahun 1892, Polhill-Turner dan istrinya hampir dibunuh, tetapi setelah Tuhan memulihkan kesehatannya, ia kembali ke dekat perbatasan Tibet untuk membawa Injil kepada jiwa-jiwa tersesat di situ.

Pada tahun 1900, kesehatannya terganggu lagi, maka ia dikirim pulang ke Inggris dan dilarang kembali ke China. Tapi hatinya masih di China, maka sepanjang sisa hidupnya, ia membuat 7 kunjungan misionaris yang panjang ke China. Ia meninggal di Inggris pada tahun 1938.

Montague Beauchamp menyertai Hudson Taylor berjalan di bawah panas matahari melalui kota-kota, pasar, dan desa-desa. Mereka tinggal di penginapan-penginapan China dan memberitakan Injil kepada orang banyak dari hari ke hari.

Beauchamp juga bekerja sama dengan Cassels dan mereka menjadi sumber berkat bagi orang-orang China asli. Pada tahun 1900, ia dievakuasi karena pemberontakan yang terjadi di China, tetapi ia kembali lagi ke China pada tahun 1902. Putranya, menjadi generasi kedua misionaris di China. Ia meninggal di stasiun misi putranya pada tahun 1939.

Dixon Hoste, berumur paling panjang di antara "The Seven Cambridge". Pada tahun 1903, ia menggantikan Hudson Taylor sebagai Direktur China Inland Mission. Selama 30 tahun, ia memimpin Misi, dan membuat kemajuan besar. Walaupun ia pensiun di tahun 1935, ia tetap tinggal di Cina hingga 1945, ketika ia ditahan oleh Jepang. Ia meninggal di London pada bulan Mei 1946.

"The Cambridge Seven" adalah orang-orang terhormat di kampus Cambridge. Mereka tidak pernah basa-basi terhadap Tuhan, mereka ngotot mencari Tuhan, dan mau Tuhan saja, hingga mereka bisa dipakai Tuhan menjadi saluran berkat bagi banyak orang yang tinggal di dalam kegelapan di China.

SEEKers, dambakah kamu dipakai oleh Tuhan seperti itu? Aku damba Tuhan mendapatkan seumur hidupku bagi kepentingan-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, pakailah aku untuk kepentingan-Mu. Bekerjalah dengan hebat di atas diriku dan dapatkan aku seutuhnya bagi-Mu, menjadi saluran berkat-Mu bagi banyak orang.