Ya, semua orang yang menantikan Engkau
takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah
mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.
Mzm. 25:3
Janda, Istri, Gadis:

Hari 1 - Minggu

Hati Seorang Janda


Roma 15:3
Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

Tuhan menggunakan perempuan untuk mewakili umat-Nya. Pertama, disamakan seperti seorang janda (Luk. 18:3); kedua, disamakan seperti seorang isteri (Rm. 7:2-4); ketiga, disamakan seperti seorang gadis (2 Kor. 11:2-3).

Mengapa disamakan seperti seorang janda? (Karena Tuhan sudah tidak ada lagi di dunia ini.)

Mengapa disamakan seperti seorang istri? (Karena kita bisa menikmati semua kekayaan Kristus.)

Mengapa disamakan seperti seorang gadis? (Karena kita perlu menjaga kesucian diri sambil menunggu Tuhan kembali.)

Pada bulan Oktober 2009, Maggie, istri dari seorang militer, sedang duduk-duduk di kursi bersama ayahnya ketika beberapa orang memakai seragam militer datang ke rumahnya. Melihat pria berpakaian seragam itu, Maggie gemetaran. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres.

Ternyata benar, mereka memberi kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia ketika berada di Afganistan. “Tidak!!!! Ohhh… tidakkk!!!” teriak Maggie.

Sejak suaminya meninggal, hidup Maggie menjadi berubah. Ia menangis setiap hari, ia tidak bisa tidur, ia tidak memiliki energi untuk melakukan apa yang biasa ia lakukan. Ia berkata, “Segalanya yang membuat aku senang sudah hilang! Bagian dari diriku telah hilang.”

Jika ada seorang perempuan yang suaminya meninggal, tetapi ia masih dapat berpakaian yang indah-indah, makan yang enak-enak, melewati hari-hari dengan gembira, seolah-olah tidak ada perkara apa-apa, tetangga-tetangganya pasti akan mencela perempuan itu dengan mengatakan: hati macam apakah yang ia miliki!

Jika orang yang paling kita cintai tidak ada lagi di suatu tempat, maka tempat itu tidak lagi menarik dan menyenangkan.

Karena Tuhan tidak lagi berada di sini, maka hati kita adalah hati seorang janda. Dunia ini bagi kita telah menjadi kosong sia-sia.

Pakaian yang indah, makanan yang enak, bisa membuat orang merasa nyaman, menyenangkan; tetapi karena hati kita telah ditawan oleh seorang yang kita cintai, semuanya itu menjadi tidak terhitung apa-apa lagi. Karena Dia, yang kita cintai, tidak ada di sini, maka pahitlah dunia ini.

Apakah tidak boleh berpakaian indah dan makan makanan enak? (Bukan tidak boleh. Hanya saja di dalam kita telah tawar sehingga semua itu terasa hambar.)

Dunia tidak lagi dapat menarik kita, bukan karena dunia ini tidak menarik, tetapi karena hati kita sudah tawar. Di antara kerumunan orang, kita merasa sendirian, karena Dia tidak ada di sini.

Di dunia ini, Dia telah dibunuh oleh manusia. Yang ditinggalkan-Nya hanyalah sebuah salib, sebuah kubur yang kosong. Tuhan kita telah mati, karena itu kita adalah seorang janda.

Pada suatu kali, murid-murid Yohanes Pembaptis menemui Yesus dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai lakilaki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa” (Mat. 9:14-15).

SEEKers, hari ini Dia tidak ada lagi di sini, hari ini adalah saatnya bagi kita berpuasa. Apakah kamu berpuasa terhadap dunia? Dunia bukan rumah kita. Kita tidak punya kegembiraan di dunia ini, karena Dia tidak ada lagi di sini.

Doa:
Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu. Ya Tuhan Yesus, ampuni aku yang seringkali bersenang-senang di dunia dan tidak peduli pada-Mu. Tuhan, aku mau berpuasa terhadap dunia, karena Engkau tidak ada di sini.



Hari 2 - Senin

Sikap Seorang Janda


1 Timotius 5:5
Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.

Ada 2 hal yang perlu dilakukan oleh seorang janda, yaitu:
  1. Menaruh harapannya kepada Allah.
  2. Bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.

Ketika seorang wanita memiliki suami, suami itu adalah sandarannya, topangannya, dan harapannya. Tetapi ketika ia ditinggalkan oleh suaminya, ia sudah tidak memiliki harapan lagi. Harapannya hanyalah Allah.

Seorang janda yang benar-benar janda, tidak mencoba untuk menikah lagi. Ia tidak bersandar kepada orang lain atau apa pun. Ia hanya bersandar kepada Allah.

Berlawanan dengan sikap seorang janda, Kitab Wahyu 18 menggambarkan bagaimana sikap seorang yang jatuh, yang meninggalkan statusnya sebagai janda. Orang itu berkata, “Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.”

Perempuan ini bukannya berharap pada Allah dan berdoa siang malam, ia malah ‘kawin’ dengan dunia. Ia bertakhta seperti ratu dan ia tidak pernah berkabung. Pada akhirnya ia dijatuhi hukuman.

Tuhan telah mati untuk menebus kita, tetapi bagaimanakah sikap kita hari ini? Acuh tak acuh? Apakah kita menghabiskan waktu dan tenaga kita demi mencari kesenangan dunia? Apakah kita hidup seperti ratu, mengharapkan kehidupan yang enak di bumi dan kehidupan yang enak di kemudian hari?

SEEKers, sebagai remaja yang masih bersekolah, aku dan kamu perlu sekolah setinggi-tingginya dan berusaha sebaik-baiknya. Tetapi, itu bukan berarti kita menaruh harapan kita pada pendidikan tinggi untuk meraih masa depan yang baik, harapan kita adalah Tuhan.

Dalam Lukas 18 Tuhan Yesus berkata, “Di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, belalah hakku terhadap lawanku.” Inilah keadaan kita di dunia yang penuh tipu ini.

Karena itu, jangan menaruh harapan pada dunia yang penuh tipu ini. Menaruh harapan pada dunia berarti sebagai janda kita menikah lagi dengan dunia. Dan dunia ini, cepat atau lambat, akan menyalahgunakan apa yang menjadi hakmu dan kamu pasti akan sangat kecewa.

Janda di dalam Lukas 18 itu selalu datang kepada hakim untuk membela haknya, itu berarti kita perlu bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Kita perlu meletakkan semua pengharapan kita pada Tuhan, maka kita tak akan kecewa. Jadi, jangan lewatkan jam doamu dan jam doa gereja.

Di dalam Alkitab, ada seorang janda yang memberikan teladan baik. Janda itu bernama Hana. Lukas 2:36-37 mengatakan, “Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.”

Watchman Nee juga pernah menuliskan sebuah kidung yang mengatakan:
Muliaku di kelak hari, ku sabar menanti.
Tuhan, takkan ku-dului berbahagia di sini.

SEEKers, aku mau seperti Hana dan Watchman Nee. Aku tidak mau lari kepada dunia dan ‘menikah’ dengannya. Aku mau memegang status janda sampai Kristus datang lagi untuk kali kedua dengan rajin berdoa.

Doa:
Tuhan Yesus, walau dunia sangat menarik, jangan biarkan hatiku terpikat olehnya sehingga aku lari ke dunia dan bersenang-senang di dalamnya. Ya Tuhan Yesus, ajar aku sabar menantikan muliaku di kelak hari.



Hari 3 - Selasa

Sebuah Pengorbanan


Mazmur 137:6
Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau.

Empat puluh tahun yang lalu, ada sebuah keluarga yang cukup kaya. Keluarga itu hanya terdiri dari seorang ibu dan anak perempuannya yang masih bayi. Mereka hidup dengan aman sentosa di rumah yang besar itu.

Tetapi, tak lama kemudian, rumah itu terbakar. Saat itu, sang ibu sedang di luar rumah dan ia dengan tidak berdaya melihat rumahnya terbakar begitu rupa. Sebentar lagi, seluruh kekayaannya akan menjadi abu.

Tiba-tiba, ia teringat bahwa saat itu anaknya sedang tidur di lantai atas. Karena cintanya yang luar biasa besar terhadap anak perempuannya, ia cepat-cepat masuk ke dalam rumah itu meskipun hampir seluruh lantai 1 rumah itu telah disambar api.

Entah bagaimana cara ibu itu sampai di lantai atas dan menyelamatkan anaknya. Yang diketahui orang banyak adalah ia keluar bersama anak perempuannya dengan selamat.

Anak perempuan itu tidak terluka sedikit pun tetapi rambut ibunya dan seluruh tubuh ibunya terbakar parah. Ia harus dirawat selama berbulan-bulan karena luka-lukanya itu.

Ibu itu kehilangan semua kecantikan dan kekayaannya hingga ia harus melakukan pekerjaan rendahan. Ia mencuci baju para tetangga dan menjahit untuk menghidupi dirinya dan anak perempuannya.

Meskipun sangat miskin, ia bisa mendandani anak perempuannya dengan baju baru dan menyekolahkannya.

Suatu hari, ketika ibu itu hendak pergi ke tempat ia harus mencuci baju, ia berjumpa dengan anak perempuannya yang sedang berjalan bersama temannya. Ibu itu memanggil anaknya dan berbincang-bincang dengannya. Lalu anak perempuan itu pergi bersama temannya.

Ketika ibu itu sedang berdiri di sana memandang anaknya dengan bangga, teman-temannya bertanya kepada anak perempuan itu, “Siapa itu yang tadi berbicara denganmu?”

perempuan itu menjawab, “Oooo… ia adalah pembantuku.”

Ibu itu mendengar jawaban itu! Hatinya sangat tertusuk hingga ia tidak punya tenaga untuk melanjutkan perjalanannya. Ia sakit parah dan tak terobati. Meskipun anak perempuannya mencoba menghiburnya, ibu itu tetap sakit hati hingga mati.

SEEKers, ibu itu sudah berkorban sedemikian rupa untuk anaknya. Wajahnya, rambutnya, pekerjaannya, semuanya membuktikan cintanya yang besar kepada anak perempuannya, tetapi sikap anak perempuannya itu menunjukkan bahwa ia tidak menghargai pengorbanan ibunya yang besar dan ia bahkan malu mengakui ibunya di depan teman-temannya.

Menurutmu, mungkinkah kita bersikap seperti itu juga terhadap Tuhan kita? Tuhan kita yang begitu mencintai kita telah menyerahkan nyawanya bagi kita. Dia dikata-katai dan dihina oleh dunia; Dia dianggap kerasukan roh jahat; Dia diludahi, dipukul, dan dipermalukan oleh manusia. Untuk apakah semua pengorbanan itu? Kalau bukan karena orang berdosa seperti kita, maka Dia tidak perlu memakai mahkota duri dan disalibkan.

Dia mencintai kita dan cinta-Nya tak berkesudahan. Dia mengorbankan segala-galanya bagi kita, supaya kita tidak binasa dan beroleh hidup kekal.

SEEKers, aku tidak mau jadi anak yang tidak tahu berterima kasih. Aku mau berdoa mohon Tuhan menjaga hatiku agar aku bisa menempuh hidup sebagai seorang janda di dunia ini dan tidak pernah melupakan semua pengorbanan Tuhanku.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk pengorbanan-Mu yang sangat besar bagiku. Engkau rela menempuh hina dan sengsara, bahkan mati bagiku. Ya Tuhan Yesus, jangan biarkan aku melupakannya begitu saja. Buatlah aku terus mengenang-Mu.



Hari 4 - Rabu

Mengenang Dia


1 Korintus 11:26
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai ia datang.

Tuhan Yesus telah memberikan diri-Nya bagi kita. Dia sangat mencintai kita, sehingga mati demi membayarkan hutang dosa kita.

Hari ini Dia tidak ada lagi di sini, karena dunia telah membunuh-Nya. Itulah sebabnya kita perlu hidup seperti seorang janda sampai Tuhan datang kembali.

Semua orang yang tahu kalau dirinya hendak meninggalkan dunia, pasti memberikan pesan yang sangat penting. Lalu apakah yang dipesankan oleh Tuhan Yesus sebelum Dia mati?

Pesan penting Tuhan diberikan kepada murid-murid ketika mereka mengadakan perjamuan malam, sebelum Tuhan Yesus ditangkap untuk disalibkan.

Malam itu Tuhan Yesus “mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.’” (Luk. 22:19-20).

Seakan Tuhan kita berkata, “Aku akan menyerahkan diriku untukmu, roti ini adalah lambangnya, karena itu setelah Aku tidak lagi bersamamu, pecahkanlah roti untuk mengingat dan mengenang Aku.”

SEEKers, sebagai seorang janda yang ditinggalkan di dunia, kita perlu mengingat dan mengenang Tuhan kita. Apalagi Tuhan sendiri yang meminta kita untuk mengingat-Nya, bahkan mengingat-Nya sampai Dia datang kembali (Mrk. 14:25; 1 Kor. 11:24-26).

Ibadah pemecahan roti (perjamuan kudus) yang diadakan setiap hari Minggu akan terus mengingatkan kita bahwa hari ini kita adalah seorang janda. Roti yang terbentang di meja memberi tahu kita, bahwa Dia tidak ada di sini. Cawan yang terbentang di meja juga memberi tahu kita, bahwa Dia tidak ada di sini.

Roti dan cawan yg terbentang di atas meja adalah tanda bahwa tubuh Tuhan sudah terkoyak bagi kita; darah Tuhan sudah tercurah untuk menebus kita. Roti menyatakan kepada kita, bahwa Dia pernah dibunuh; cawan menyatakan bahwa Dia pernah mengalirkan darah.

Itulah mengapa kita perlu terus datang ke dalam ibadah pemecahan roti. Tuhan ingin kita mengingat Dia. Tuhan tahu kalau kita sering lemah dan mudah melupakan-Nya. Melalui ibadah pemecahan roti, Tuhan ingin kita terus mengingat-Nya.

Maukah kamu melakukan apa yang sudah dipesan Tuhan kita sebelum Dia pergi? Apakah terlalu repot bagimu untuk datang dan mengingat Dia? Apakah ada urusan lain yang lebih penting daripada ini?

SEEKers, Dia sudah memberikan semuanya bagiku, bahkan nyawa-Nya sendiri; aku tidak mau meremehkan pesan-Nya? Aku akan selalu hadir di ibadah pemecahan roti untuk mengingat Tuhan dan mengingat bahwa aku adalah seorang janda.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk ibadah pemecahan roti yang membuatku terus mengingat-Mu dan mengingat statusku sebagai seorang janda di dunia ini. Ya Tuhan, jangan biarkan aku melalaikan ibadah pemecahan roti.



Hari 5 - Kamis

Seorang Istri


Mazmur 37:28
Sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya.

SEEKers, kamu perlu tahu bahwa hubungan kita dengan Tuhan seperti hubungan antara seorang istri dengan suaminya. Sebagai istri, semua keperluan kita akan dipenuhi oleh Tuhan.

Ada satu hukum yang umum di dunia ini, yaitu begitu seorang gadis menikah, ia segera bisa memakai nama suaminya. Misal: Suaminya bernama Bapak Setiawan, maka istrinya menjadi Ibu Setiawan.

Pada waktu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, kita telah bersatu dengan Dia, sehingga nama-Nya juga menjadi nama kita, dan kita dapat berdoa di dalam nama-Nya.

Banyak orang Kristen tidak nampak mustika ini - “Demi nama Tuhan Yesus Kristus atau di dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. Di dalam frase “demi nama Tuhan Yesus Kristus atau di dalam nama Tuhan Yesus Kristus”, entah ada berapa banyak berkatnya.

Demi nama Tuhan Yesus dapat mengusir setan, demi nama Tuhan Yesus dapat mengoleskan minyak bagi orang sakit, demi nama Tuhan Yesus mengampuni dosa, demi nama Tuhan Yesus memberitakan Injil.

Menurutmu, dapatkah aku masuk ke suatu bank, lalu demi nama Bapak “X” mengambil uang? (Tidak bisa.) Nama itu miliknya, bukan namaku. Aku hanya dapat menggunakan namaku.

Haleluya! Kita perlu bersyukur dan memuji Tuhan, karena setiap orang Kristen dapat memakai nama Tuhan. Semua milik Tuhan adalah milik kita. Dia adalah Kristus dan kita adalah orang-orang milik-Nya.

Dan bukan cuma itu, sebagaimana seorang suami mengasihi, bersimpati, memberi, menunjang isterinya sendiri, demikian pula Kristus memperlakukan kita.

Pada tahun 1826, seorang penulis berkebangsaan Inggris Thomas Carlyle menikahi Jane Welsh, yang juga adalah seorang penulis yang sukses. Jane Welsh mendedikasikan dirinya untuk kesuksesan suaminya dan melayaninya dengan sepenuh hati.

Karena ada masalah di pencernaannya dan gangguan saraf, Thomas Carlyle memiliki temperamen yang agak kasar. Jadi istrinya membuat makanan khusus untuknya dan berusaha keras membuat rumah setenang mungkin sehingga sang suami bisa menulis.

Thomas tampaknya kurang menyadari usaha istrinya untuk membantunya dan ia juga jarang sekali meluangkan waktu bersama istrinya. Namun, ia menulis tentang istrinya kepada ibunya: "Saya dapat mengatakan dalam hati saya bahwa ia … mencintai saya dengan sungguh-sungguh dan itu sangat mengherankan saya apakah saya pantas menerimanya. Ia … memandang wajah suram saya dengan riang gembira dan lembut, hingga menimbulkan harapan baru bagi saya setiap kali saya memandang matanya. "

SEEKers, kita juga memiliki Seorang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh dan itu sangat mengherankan bagaimana kita, sebagai orang berdosa, bisa pantas menerimanya! Ia adalah Allah Bapa, "yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua" (Rm. 8:32). Kasih-Nya yang lebar, panjang, tinggi, dan dalam melampaui pengetahuan kita (Ef. 3:18-19).

SEEKers, alangkah senangnya dicintai sedemikian rupa. Yang perlu aku lakukan adalah mencintai Tuhan dan lebih sering datang kepada Tuhan untuk menyerahkan semua urusanku kepada-Nya. Dia yang mencintai aku akan membereskan semua masalahku. Aku mau terus-menerus memandang kepada-Nya dan lebih sering memanggil nama-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua hak yang Kauberikan. Aku punya nama yang luar biasa. Ya Tuhan Yesus, ajarku selalu memanggil nama-Mu dan ajarku selalu bersandar pada-Mu.



Hari 6 - Jumat

Seorang Gadis


1 Yohanes 3:3
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Sebagai seorang yang mencintai Tuhan, kita punya 3 status: janda, istri, dan gadis. Sebagai seorang gadis, berarti kita perlu menjaga kesucian diri kita sambil menunggu Tuhan datang kembali.

Dalam Kitab 2 Korintus 11:2, Paulus berkata, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”

Apakah cemburu itu? Cemburu adalah iri. Maksud Paulus ialah, “Karena Kristus, aku cemburu kalau-kalau ada yang mendapatkan hatimu.”

Misalnya, seorang temanku telah bertunangan. Lalu karena harus bekerja, temanku itu pergi jauh dan tidak lagi berada di sini. Tak lama setelah temanku itu pergi, tunangannya itu ternyata tertarik kepada orang lain. Karena temanku itu, di dalamku akan timbul rasa cemburu. Ia tidak seharusnya berlaku demikian terhadap temanku. Bagi temanku itulah aku cemburu kepada orang yang telah mengambil hati pasangannya itu.

Kita adalah milik Tuhan dan tidak seharusnya ada barang lain atau orang lain yang membawa kita pergi. Itulah sebabnya di ayat selanjutnya, Paulus berkata, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.”

Paulus takut kalau-kalau pikiran orang-orang Korintus disesatkan, sehingga mereka kehilangan hati yang suci dan murni terhadap Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Kita, setiap orang Kristen, harus memiliki sebuah hati yang tanpa noda, yang tidak dijamah oleh siapa pun. Seperti Kitab Kidung Agung 4:12 yang mengatakan, “Dinda pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai.”

Mengapa Tuhan menyebut kita kebun tertutup dan mata air termeterai? (Karena kebunku tidak boleh dimasuki oleh siapa pun, kecuali oleh kekasihku.)

Tidak ada orang lain yang boleh memperoleh air dariku untuk memuaskan hatinya atau untuk meleraikan dahaganya. Sumurku, mata airku, hanya untuk Dia.

SEEKers, Iblis itu sangat licik, ia punya banyak sekali akal dan cara untuk memperdaya kita. Ia ciptakan film demi film, komik demi komik, game demi game, mall demi mall, merk demi merk, model demi model, entah model TV, hape, baju, rambut, sepatu, asesoris, dan lain-lain, dan lain-lain. Tujuannya adalah menjajah dan menduduki dan menguasai kebunmu yang tertutup itu, sehingga tidak ada lagi tempat buat Tuhan.

Kita benar-benar perlu berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan, aku milikMu. Mohon Engkau menjaga bersih hatiku, menjaga bersih pikiranku, menjaga bersih segalaku. Oh… tidak ada siapa pun yang boleh menjamah aku.”

SEEKers, sebagai seorang gadis, hari demi hari kita perlu mempertahankan sikap demikian. Aku untuk Tuhan, siapa pun tidak patut menjamah aku. Paulus berkata, “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” (Gal. 6:17).

Doa:
Tuhan Yesus, aku milik-Mu. Selamatkan aku dari semua jebakan Iblis dan cara-caranya untuk mendapatkan hatiku. Bersihkan aku dari semua hal yang mengotori hatiku, supaya hatiku adalah kebun tertutup yang hanya bagi-Mu.



Hari 7 - Sabtu

Tuhan yang Menggenapkan


Filipi 1:6
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Ada orang yang pernah bilang, “Ketika ber¬ibadah, tidak saja kita perlu tahu ke¬besaran Tuhan, tetapi kita perlu tahu keindahan-Nya.” Ya, ini perkataan yang tepat sekali. Kalau kita tahu keindahan Tuhan, dengan sendirinya kita dapat menghampiri-Nya dan mengasihi-Nya.

Suatu kali, ada pameran lukisan. Banyak lukis¬an yang dipamerkan harus dipandang dari jarak jauh baru bisa dinikmati makna dan keindahannya. Tetapi di an¬taranya ada satu lukisan yang harus dipandang dari dekat, baru bisa diketahui maknanya. Lukisan itu menyiratkan gambaran orang Kristen.

Terlukis di sana seorang anak ke¬cil sedang duduk di lantai, di sekelilingnya berserakan mainan indah-indah idaman setiap anak. Namun, anak itu sama sekali tidak menaruh perhatian kepada mainan¬-mainan itu. Mata anak itu justru menatap ke arah jendela dan kedua tangannya diulurkan ke atas ke arah jendela itu.

Dari jauh, orang yang melihatnya akan merasa aneh sekali, tetapi jika mendekat dan melihatnya dengan teliti, ternyata di jendela itu hinggap seekor burung merpati yang indah. Lalu di bawah lukisan itu tertulis kata-kata: "Karena ingin mendapatkan burung merpati yang indah itu, anak kecil ini telah mengabaikan semua mainannya."

Dari cerita gambar itu, ternyatalah bahwa demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik, maka barang-barang yang kurang baik akan diabaikan. Jika kita melihat keindahan dan kemuliaan Tuhan, kita akan rela membuang yang lain untuk mencintai Tuhan saja.

SEEKers, alangkah dambanya aku bisa melihat keindahan dan kemuliaan Tuhan hingga aku menjadi pencinta-pencinta Tuhan, yang hanya tertarik pada diri Tuhan, yang mau memberikan semua yang terbaik bagi Tuhan.

Aku juga damba menjadi orang yang menempuh hidup sebagai janda, istri, dan gadis. Terhadap dunia dan kesenangannya, aku adalah janda. Terhadap Tuhan dan semua kekayaan-Nya, aku adalah istri yang berhak menikmati dan mengalami semuanya, dan terhadap masa yang akan datang, masa kekekalan, aku adalah gadis yang menjaga kesucianku.

Tetapi, aku takut tidak pernah bisa mencintai Tuhan sedemikian. Apakah kamu punya ketakutan dan kekhawatiran yang sama denganku?

Ada orang yang sangat rohani dan sangat mengenal Tuhan pernah berkata, "Setiap hal yang kamu ingini dikarenakan Tuhan bekerja di dalammu, setiap kedambaan yang ada di dalammu dikarenakan Tuhan bekerja di dalammu, pasti dapat Tuhan jawab."

Itu berarti jika aku ingin mencintai Tuhan, ingin mutlak bagi Tuhan, maka Tuhan akan menggenapkan hal itu, entah melalui situasi, atau melalui berbagai macam perkara.

Tuhan pasti memiliki cara agar aku bisa mencintai-Nya. Tak peduli permintaan ini betapa tinggi, betapa besar, betapa hebat, itu tidaklah penting, karena Tuhan mampu menjawabnya.

Tuhan adalah Tuhan yang membangkitkan orang mati, yang menjadikan sesuatu dari yang tidak ada menja¬di ada, karena itu aku tidak perlu takut dan khawatir.

Haleluya! Tuhan akan membuat aku mencintai Dia sedemikian rupa dan mengalami segala berkat yang Dia sediakan.

SEEKers, kita cuma perlu berdoa dan terus mempersembahkan diri. Maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, belaskasihi aku, wahyukanlah diri-Mu, buatlah aku mengenal Engkau, mengenal keindahan-Mu dan keelokan-Mu, hingga aku rela membuang semua yang lain, hanya mencintai Engkau saja.