Di waktu petang, pagi dan tengah hari
aku cemas dan menangis;
dan Ia mendengar suaraku.
Mzm. 55:18
Kuberikan Waktuku (1):

Hari 1 - Minggu

Hitunglah


Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Hari-hari yang kita lalui, kalau dihitung dengan penanggalan umum, memang mudah sekali: sehari tentu terhitung sehari, setahun tentu terhitung setahun. Tetapi dalam pandangan Tuhan tidaklah demikian; hari-hari itu ada yang dihitung dan ada yang tidak dihitung.

Kitab Kejadian pasal 4 dan 5 mencatat 2 silsilah dari dua keluarga yang berbeda. Pasal 4 mencatat silsilah Kain, dan pasal 5 mencatat silsilah Set. Meskipun keduanya adalah silsilah keluarga, tetapi cara pencatatannya berbeda.

Silsilah Kain sangat ringkas, begitu ringkasnya sampai umur Kain dan anak cucunya tidak dicatat. Tetapi silsilah Set sangat jelas, tercatat si A hidup sekian tahun, lalu memperanakkan si B dan kemudian si B hidup sampai sekian tahun, lalu mati,…. Dan seterusnya. Mengapa bisa begitu?

Kain berdosa kepada Tuhan dan ia tidak pernah bertobat. Ia malah menjauhkan diri dari hadapan Tuhan dan tidak peduli lagi pada Tuhan. Itulah sebabnya berapa pun umur Kain dan keturunannya, tidak ada satu hari pun yang dihitung oleh Tuhan.

Sebaliknya, Set hidup bersama Tuhan dan hidup untuk Tuhan. Set diperkenan oleh Tuhan. Itulah sebabnya hari-hari hidupnya dihitung oleh Tuhan.

Bagaimana dengan hari-harimu dan hari-hariku? Agar hari-hari kita dihitung oleh Tuhan, kita perlu menggunakan waktu-waktu kita untuk hidup bersama Tuhan dan hidup untuk Tuhan. Apa maksudnya? (Maksudnya, lakukanlah hal-hal yang baik, yang Tuhan mau dan hati-hatilah jangan sampai kehilangan waktu untuk ngobrol dengan Tuhan, berdoa dengan tujuan khusus, baca-doa, membaca Alkitab, dan mengaku dosa.)

Tapi ada masalah besar di sini. Kamu pasti sering dengar orang berkata, “Aku sudah menetapkan untuk mulai membaca Alkitab dan berdoa. Aku juga mau belajar dengan sungguh-sungguh. Tapi, nggak pernah kesampean.”

Aku juga sering berkata begitu, karena sebenarnya aku niat banget untuk mengubah hidupku. Tapi, begitulah… selalu ga kesampean. Menurutmu, apa yang sebaiknya aku lakukan?

Pertama-tama, aku perlu berdoa agar Tuhan menguduskan waktu-waktuku.

Kedua, aku perlu punya jadwal yang tetap dan teratur. Misalnya: Setiap pagi, aku akan menggunakan 10-15 menit untuk baca-doa, lalu setiap pulang sekolah, selesai makan, aku akan menyisihkan ½ jam untuk membaca Alkitab dan berdoa. Setelah itu, aku akan mengatur tas sekolahku, buat PR, istirahat 1 jam, belajar, membereskan kamar, membantu mamaku, dll.

Ketiga, aku perlu mengikuti jadwal itu dengan disiplin. Di jam membaca Alkitab dan berdoa, aku tidak akan menerima telpon atau mengerjakan yang lain, demikian juga di jam belajar.

Keempat, aku perlu menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk berbakti pada orang tuaku dan keluargaku, kesempatan untuk berbuat baik, kesempatan untuk mengampuni, dll.

SEEKers, Iblis itu licik. Ia ingin kamu menjadi anak yang tidak berguna, karena itu ia tidak rela jika kamu bisa menggunakan waktu dan kesempatan yang ada dengan baik. Ia lebih senang kalau waktu-waktumu hilang dan tidak dihitung di hadapan Tuhan. Ia bukan hanya akan terus-menerus menganggu dan merusak jadwal yang sudah kamu tetapkan. Ia juga akan membuat semua kesempatan yang kamu punya hilang.

Itulah sebabnya, kamu perlu berdoa dan berusaha keras untuk disiplin, maka waktu-waktumu akan terhitung.

Doa:
Tuhan Yesus, kuduskanlah waktu-waktuku. Ya Tuhan Yesus, tolonglah aku bisa mengikuti jadwalku dengan disiplin dan menggunakan setiap kesempatan yang Kauberikan.



Hari 2 - Senin

Di Manakah Kesempatanmu?


Efesus 5:16
Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Kata “waktu” pada ayat di atas, juga dapat diterjemahkan sebagai “kesempatan”. Mengapa? (Karena kesempatan berada di dalam waktu.) Setiap hari, selalu ada kesempatan yang Tuhan berikan kepadamu – kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk berbakti, kesempatan untuk berbuat baik, kesempatan untuk mengampuni, kesempatan untuk mencintai Tuhan, dll. Tidak ada satu hari pun yang Tuhan berikan tanpa kesempatan.

SEEKers, aku jadi takut, jangan-jangan dalam 1 hari itu, Tuhan mengatur 10 kesempatan bagiku dan 1 pun tidak ada yang kupegang.

Kalau kelak aku jadi orang yang kurang sukses, aku tidak boleh menyalahkan Tuhan, karena Tuhan sudah memberiku banyak kesempatan untuk belajar tetapi aku tidak melakukannya.

Kalau kelak di tahkta penghakiman Tuhan, aku dihakimi karena kerohanianku tidak bertumbuh, aku juga tidak bisa menyalahkan Tuhan, karena Tuhan sudah memberiku banyak kesempatan untuk baca-doa, membaca Alkitab, dll.

Kalau aku dihakimi karena kurang berbakti pada orang tua, kurang berbuat baik, kurang mengampuni, aku tidak bisa menyalahkan Tuhan. Karena bukan Tuhan yang tidak memberi kesempatan, tetapi akulah yang melewatkan sangat banyak kesempatan.

Begitu kesempatan yang ada di hari ini lewat, tidak akan ada lagi kesempatan untuk hari ini. Tahun 2010 adalah tahun 2010. Tahun depan tidak akan sama lagi dengan tahun ini. Hari ini adalah hari ini, besok bukan lagi hari ini. Apa pun yang bisa kamu lakukan bagi Tuhan hari ini, sebaiknya segera kamu lakukan mumpung masih hari ini.

Dulu, ada 1 kebiasaan di negeri Italia, yaitu setiap gadis yang menikah akan diberi sebuah kantong. Setiap tahun, di awal tahun, ia harus pergi memetik sebuah mawar lalu menaruhnya di kantong tersebut. Saat ia meninggal, kantong ini akan penuh dengan mawar dan akan menjadi bantalnya di peti jenasah. Aroma harum dari mawar-mawar yang dikumpulkan selama bertahun-tahun itu akan tetap segar.

SEEKers, selama hidup, dari hari ke hari, sebaiknya kita juga memetik mawar-mawar kita, yaitu kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan. Sehingga aroma harumnya bisa terus bersama kita hingga kekekalan. Untuk itu kita perlu menebus waktu kita.

Aneh sekali jika aku merasa sudah begitu hebat karena menghabiskan waktu 1 jam untuk mendengarkan Firman Tuhan di ibadah Remaja dan Pemuda, padahal berapa jam yang aku habiskan untuk nonton TV, main game, ngobrol, dll.?

Aneh sekali kalau aku merasa sulit untuk mendengarkan Firman Tuhan selama 1 jam di ibadah Remaja dan Pemuda, padahal mudah bagiku menghabiskan 3 jam untuk nonton TV, main game, ngobrol, dll.

Aneh sekali kalau aku merasa sulit membaca beberapa pasal Alkitab, padahal mudah membaca berseri-seri buku komik.

Aneh sekali kalau aku berebut duduk di depan ketika nonton konser tetapi justru berebut duduk di belakang ketika ibadah.

Aneh sekali kalau aku selalu tepat waktu datang ke sekolah, tetapi selalu terlambat ketika ibadah.

Aneh sekali kalau aku gampang sekali bertanya pada orang asing ketika tersesat tetapi tidak gampang minta petunjuk Tuhan.

SEEKers, yuk kita pegang setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Selama bisa baca Alkitab, selama bisa berdoa, selama bisa duduk di depan saat ibadah, selama bisa datang tidak terlambat ke tempat ibadah, selama masih bisa minta petunjuk Tuhan, yuk kita gunakan setiap kesempatan itu.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua kesempatan yang Tuhan berikan. Ampuni aku yang telah membuang banyak sekali kesempatan. Ya Tuhan Yesus, tolonglah aku merebut setiap kesempatan yang Kauberikan hingga aku tidak akan menyesal kelak.



Hari 3 - Selasa

Merebut Kesempatan


Jeremia 46:17
Sebutlah nama Firaun, raja Mesir: Tukang ribut yang membiarkan kesempatan berlalu!

Ada seorang pernah bercerita demikian: Ketika masih kecil, kira-kira umur 10 atau 11 tahun, aku menanam sebuah pohon pecan di ujung lapangan rumah lalu menunggu….

Menurut perhitunganku, 7 atau 8 tahun lagi pohon itu baru mulai menghasilkan pecan. Pada saat itu, aku sudah akan mulai kuliah.

Hari ini, pohon itu berdiri tegak, melindungi sebagian besar lapangan rumah kami dari sinar matahari yang terik.

Pohon itu akan terus bertumbuh dan menyediakan kerindangan dan keindahan selama berpuluh-puluh tahun kemudian.

Selain pohon itu, keluargaku juga menanam banyak bunga di halaman kami. Bunga-bunga yang kami tanam cepat berbunga, tetapi begitu musim gugur tiba, semuanya berakhir.

Kita sering tergoda untuk menanam yang gampang saja, seperti bunga, karena kita dapat mencium aromanya segera. Tetapi tantangan yang sesungguhnya dalam hidup ini adalah menanam pohon, dan bukan hanya sembarang pohon, tetapi pohon yang besar, bertumbuh dengan lama dan yang hidup lama, yang akan memberikan manfaat pada banyak orang di generasi ini maupun di generasi-generasi yang akan datang.

SEEKers, setiap hari kamu dapat memilih bagaimana menginvestasikan waktumu. Memang waktu-waktu yang kamu punya seringkali dipakai untuk hal-hal yang menekan, yang harus dilakukan hari ini, segera, SEKARANG, tidak bisa ditunda lagi. Tetapi, … perhatikanlah dengan waspada… hati-hati.... Mengapa?

Karena di tengah-tengah kesibukanmu itu, entah membuat PR, entah les, entah belajar untuk ulangan, entah mengerjakan tugas kelompok, entah membantu orang tua, kamu masih punya sedikit waktu dan kamu bisa memilih cara memakai waktumu itu. Itulah yang dinamakan merebut kesempatan. Rebutlah kesempatan itu untuk menanam pohon.

Waktu-waktu itu bisa saja kamu pakai untuk sinetron-sinetron TV, atau menelusuri dunia internet, atau 1001 cara lainnya untuk menghabiskan waktu. Itu sama dengan menanam bunga, bisa kamu nikmati segera hasilnya dan menyenangkan, tetapi dengan cepat akan berlalu dan tidak ada yang mengenangnya. Hal itu juga tidak akan mendatangkan manfaat bagimu di waktu yang akan datang.

Karena itu, waktu-waktu yang kamu punya itu perlu dimustikakan untuk mengumpulkan harta yang sesungguhnya. Gunakanlah waktu-waktu itu dengan bijaksana untuk mengejar hal-hal yang mendatangkan manfaat di kemudian hari, dan bukan cuma manfaat setahun kemudian, bahkan berpuluh-puluh tahun kemudian atau selamanya.

SEEKers, aku melihat teman kakakku selalu menghafal kata-kata sulit dalam bahasa Inggris. Setiap hari ia pasti menghafal kata-kata baru. Ia melakukan hal ini sejak masih SD kelas 6.

Tidak aneh jika piala dan penghargaan yang diterimanya sangat banyak dan ia juga dengan mudah mendapatkan beasiswa untuk perguruan tingginya. Itulah yang dimaksud dengan menanam pohon.

SEEKers, bagaimana kalau kita bukan cuma menghafal kata-kata bahasa Inggris tetapi juga 1 ayat Alkitab setiap hari? Yuk, kita mulai merebut kesempatan untuk menanam pohon. Manfaatnya pasti akan kita rasakan kelak bahkan sampai selamanya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak mau waktu-waktuku hanya terpakai untuk santai dan rileks saja. Tolonglah aku, Tuhan. Kuduskan waktu-waktuku dan berilah aku teman yang bisa saling mengingatkan agar kami menanam pohon dan bukan cuma bunga.



Hari 4 - Rabu

Kesempatan Belajar


Kisah Para Rasul 7:22
Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Yuk, kita bermain matematika sebentar! Si A diberi ibunya 5 keping koin guna membeli telur dan sayuran untuk makan malam keluarga.

Di tengah perjalanan menuju pasar, si A melewati kios mainan dan melihat mainan kapal terbang yang ia suka, maka ia membelinya seharga 2 koin.

Tak lama kemudian, ia melihat penjual es krim, dan karena haus, ia pun membeli es krim seharga 1 koin.

Ketika sudah dekat pasar, si A bertemu dengan temannya yang mengajaknya nonton. Karena acaranya hanya sebentar, si A berpikir ia masih dapat ke pasar setelah nonton. Singkat cerita, si A pergi nonton bersama temannya dan menghabiskan 2 keping koin di sana.

Setelah sampai di pasar, berapa keping koin yang bisa dipakai untuk membeli telur dan sayuran? (Tepat sekali! Si A tidak punya satu keping pun untuk membeli telur dan sayuran.)

SEEKers, 5 keping koin yang diberikan kepada A itu seperti banyaknya kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Tuhan ingin kita memakai kesempatan itu untuk hal-hal yang berguna hingga kelak Tuhan bisa dimuliakan melalui diri kita. Tetapi, sering kali kita justru memakai kesempatan itu untuk hal-hal yang tidak berguna dan akhirnya kesempatan tidak ada lagi. Lalu kita menyesal, tetapi semuanya sudah terlambat.

Pernah dengar tentang Musa, khan? Musa adalah seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa menulis 5 kitab pertama dari Alkitab dan tulisannya sangat detil.

Kalau diusut-usut dari latar belakangnya, Musa dibesarkan dan dididik di Mesir. Pada zaman itu, Mesir adalah sebuah negara dengan peradaban yang tinggi. Musa menggunakan setiap koin yang Tuhan berikan. Ia sama sekali tidak melewatkan setiap kesempatan. Ia menyerap semua hikmat orang Mesir. Itulah sebabnya ia berkuasa dalam perkataannya dan perbuatannya.

Dan begitu Tuhan memerlukannya, ia sudah siap. Kalau saja Musa sering mengasihani diri sendiri, merasa perlu lebih banyak rileks karena stress belajar terlalu banyak, maka di saat Tuhan memerlukannya, ia pasti belum siap.

Tuhan juga memberimu kesempatan untuk belajar. Sudahkah kamu menggunakannya dengan baik? Semoga kita tidak sering mengasihani diri sendiri.

Menurut riset, semakin muda seseorang, semakin mudah ia menangkap ilmu baru. Kalau kamu membuang usia mudamu untuk hal-hal yang tidak berguna, seperti pesta-pesta, pacaran, games, dan sebagainya, kamu pasti kehabisan koin seperti si A. Kamu bukan cuma kehilangan waktu di saat sekarang, tetapi juga kehilangan masa depanmu.

Itulah sebabnya banyak orang kemudian menyesal, tetapi semuanya sudah terlambat. Lalu ketika mereka menjadi orang tua, mereka memaksa anaknya belajar, menasihati, ngomel, dll., tetapi anaknya juga tidak mendengarkan dan kelak ia juga akan menyesal dan merasa sudah terlambat. Lalu ia akan memaksa anaknya juga. Demikian seterusnya.

SEEKers, semoga kita tidak berada di lingkaran itu. Hari ini juga kita menggunakan kesempatan belajar dengan sebaik mungkin hingga melegakan orang tua kita juga menabung sesuatu yang berharga untuk hari depan kita.

Sebenarnya, aku sudah tahu, jika aku tidak baik-baik belajar, maka di dunia ini, tidak akan ada pekerjaan besar dan penting yang bisa dipercayakan kepadaku. Di dalam gereja pun sama. Walaupun aku cinta Tuhan, rajin melayani, tetapi karena kesempatan belajar yang Tuhan berikan tidak aku gunakan dengan baik, maka Tuhan tidak bisa memakaiku secara besar-besaran. Kamu tahu juga khan?

Yuk, kita saling mengingatkan.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau jadi saluran berkat-Mu. Ya Tuhan Yesus, jangan biarkan aku kehabisan kesempatan yang Kauberikan. Tolonglah aku menjadi anak yang rajin belajar.



Hari 5 - Kamis

Kesempatan Berbakti


Amsal 15:20
Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.

Kezia duduk di kelas 4 SD, setiap pergi sekolah tentu diantar oleh ibu yang sangat mengasihinya.Tetapi Kezia sering lari meninggalkan ibunya jika sudah sampai di dekat sekolah, oleh karena teman-teman Kezia sering mengejeknya dengan teriakan: ” Pincang, belang!” Dan biasanya teriakan seperti itu diulang-ulang dengan nada tertentu.

Itulah cemoohan anak-anak nakal yang ditujukan kepada ibunya Kezia yang kaki pincang dan wajahnya belang. Hal itu membuat Kezia merasa sangat malu berjalan bersama ibunya, bahkan jauh di dasar hatinya, ia merasa malu punya ibu yang berpenampilan seperti itu.

Sebenarnya, anak-anak nakal itu sudah sering dimarahi oleh Bapak dan Ibu Guru, tetapi mereka seolah tidak peduli dan tetap senang menghina ibu Kezia yang cacad itu.

Dalam suatu upacara hari senin, Bu Guru diberi kesempatan oleh Kepala Sekolah untuk menyampaikan sebuah cerita nyata yang terjadi 9 tahun yang lampau. Bu Guru berkisah tentang sebuah kebakaran, yang terjadi di pemukiman yang padat penduduk.

Waktu itu, ada seorang bayi yang kamarnya sudah dikepung kobaran api. Ketika sang ibu berniat menolong bayinya, segera dicegah dengan sangat oleh orang banyak sebab kobaran api sudah sedemikian hebatnya. Namun, kasih ibu lebih hebat dari kobaran api! Maka tanpa menghiraukan keselamatan jiwanya, dengan membawa sebuah handuk basah ia pun menerobos masuk ke dalam rumah yang keadaannya sudah sangat gawat itu!

Akibatnya wajah ibu itu cedera karena terbakar dan kakinya juga kejatuhan balok pintu yang membara, tetapi bayinya yang dibungkus dengan handuk itu terlindung aman dalam pelukan ibu. Nama bayi itu adalah Kezia, dan ibunya bernama Magdalena, atau biasa dipanggil “Bu Lena”.

Penduduk kampung menaruh hormat dan mengagumi Bu Lena sebagai ibu teladan. Hanya di sekolah ini saja ada anak-anak yang suka mengejek Bu Lena yang luar biasa itu!”

Mendengar kisah Bu Guru itu, banyak anak yang meneteskan air mata haru dan tersipu malu, karena merasa bersalah. Sejak itu, tak pernah lagi ada anak sekolah yang mengejek mereka berdua, dan Kezia juga tidak malu lagi jalan bersama ibunya!

Untunglah Kezia mendengar kisah itu sehingga ia masih punya kesempatan untuk berbakti. Kalau saja ia tidak pernah mendengar kisah itu, jangan-jangan ia akan menjadi anak yang tidak berbakti bahkan malu mengakui ibunya sendiri.

SEEKers, orang tuamu mungkin tidak mengalami seperti Bu Lena. Tetapi, semenjak kamu dalam kandungan, orang tuamu sudah banyak sekali berkorban.

Setiap hari Minggu, di ibadah anak, aku melihat bagaimana ribetnya ibu-ibu yang anaknya masih usia balita. Walaupun ada yang pakai pengasuh anak, tetap saja para ibu itu heboh.

Lalu mendengar bagaimana mereka susah payah memberi anaknya makan, karena ternyata banyak sekali balita yang tidak suka makan. Belum lagi kalau anaknya gampang muntah. Bagaimana mereka pontang-panting ketika anaknya sakit, dlsb.

Aku jadi membayangkan bagaimana repotnya papa mamaku membesarkan aku. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah memberiku orang tua. Semoga aku menjadi anak yang tidak berani melawan, juga tidak gampang marah atau berkata kasar pada orang tuaku.

Mereka telah menggunakan setiap kesempatan untuk mencintai aku, maka aku juga mau mengambil kesempatan yang ada untuk berbakti.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk orang tuaku. Aku mau merebut setiap kesempatan untuk berbakti kepada mereka.



Hari 6 - Jumat

Kesempatan Berbuat Baik


Galatia 6:10
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang.” Kata-kata ini tercantum dalam Alkitab, memperlihatkan kepada kita pemikiran Tuhan tentang kesempatan. Tuhan sangat mementingkan kesempatan.

Dulu ada seorang perempuan yang menderita tuberkulosis dan hampir mati. Suaminya berada di sana dan dokter memberi tahu bahwa istrinya sedang sekarat. Suaminya lalu berkata kepada istrinya, “Jika kamu mati, aku tidak tahu harus berbuat apa karena aku sangat cinta padamu.” Istrinya menjawab, “Semuanya akan baik jika kamu mengucapkan ini jauh-jauh hari sebelumnya.” Sang istri berkata demikian karena selama ini kelihatannya suaminya tidak begitu peduli padanya sehingga ia menjadi ragu akan cinta suaminya dan menjadi tertekan hingga sakit parah.

SEEKers, mumpung masih ada kesempatan, berbuat baiklah dan sayangilah papa mamamu serta kakak adikmu.

Kita juga perlu berbuat baik dengan uang kita. Kapan pun kamu punya uang, bantulah orang lain. Jangan berpikir bahwa uangmu bisa disimpan untuk sesuatu yang lebih baik di masa mendatang.

Sebenarnya “membantu sedikit” di saat ini lebih baik dari pada “membantu banyak” di masa mendatang. Karena mungkin saja, di masa mendatang jumlah yang lebih banyak itu menjadi tidak berarti karena sudah terlambat.

Ada orang pernah bersaksi: Suatu hari, ia menerima uang sebesar Rp. 700.000,00. Roh Kudus menggerakkan hatinya agar mem¬persembahkan Rp. 200.000,00. Ia berkata, ”Sekarang masih pukul 04.00 pagi, bukan waktu untuk mempersembah¬kan.”

Lalu karena ada banyak kesibukan, tak terasa hari sudah menjelang malam. Sekali lagi Roh Kudus menggerakkan hatinya untuk segera mempersembahkan uangnya. Ia berkata, “Sekarang sudah terlambat, di¬tunda saja.”

Keesokan harinya, ketika naik kendaraan umum, ia kecopetan. Seluruh uangnya lenyap. Segera dalam hati¬nya ia menyadari pe¬nyebabnya. Ia tidak menyalahkan pencopetnya, juga tidak menggerutu kepada Tuhan; sebaliknya menyalahkan diri sendiri. Sambil mengaku dosa, ia memuji Tuhan.

Alangkah perlunya kita berbuat baik selama masih ada kesempatan. Banyak orang menunggu perbuatan baik kita.

SEEKers, kamu dan aku juga perlu menggunakan kesempatan yang ada hari ini untuk mengatakan perkataan yang indah, perkataan pujian, atau kata-kata penghargaan.

Beberapa tahun yang lalu, ada artikel yang sama sekali tidak umum di koran-koran di Amerika. Artikel itu menceritakan seorang laki-laki yang bekerja jauh dari rumah. Ia selalu pulang dengan kereta api. Di tengah perjalanan, ia interlokal ke rumahnya, yang membuatnya harus membayar pulsa mahal. Ketika istrinya menjawab telpon itu, ia mengira suaminya berada dalam bahaya.

Ternyata suaminya cuma bilang, “Aku masih mencintaimu.” Istrinya merasa sangat aneh bahwa suaminya mau menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk mengatakan hal itu. Jadi begitu sampai di rumah, ia segera menanyakan sebabnya. Suaminya menjawab, “Aku takut kalau aku meninggal di perjalanan dan belum sempat mengatakannya padamu.”

SEEKers, kalau mau jujur, memang sebenarnya ada banyak sekali kesempatan yang Tuhan berikan padaku untuk berbuat baik dan menyayangi keluargaku. Aku mau gunakan kesempatan itu agar kelak tidak menyesal.

Dan bisa aku bayangkan kalau aku mulai banyak berbuat baik di rumah, banyak mengucapkan perkataan baik, pasti suasana di rumahku juga berubah.

Doa:
Tuhan Yesus, pakailah aku menjadi saluran berkat-Mu, menyalurkan kebaikan, menyalurkan kasih kepada keluargaku. Aku mau menggunakan kesempatan yang ada untuk berbuat baik pada keluargaku dan menunjukkan kasih pada mereka.



Hari 7 - Sabtu

Kesempatan Mengampuni


Matius 6:15
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Saat Tsunami terjadi di Aceh, banyak orang yang selamat mengatakan, “Untung saya tidak terlambat.” Di saat itu, terlambat sedikit saja berarti kematian.

Ada sepasang suami istri yang selalu pergi ke pasar Banda Aceh untuk berbelanja makanan. Air tsunami merendam kota Banda Aceh sekitar jam 9.00 pagi. Waktu ini tercatat oleh photographer lewat foto sebuah jam dinding di antara reruntuhan bangunan.

Dari berita di televisi diketahui ternyata justru di pasar itulah timbul korban yang luar biasa banyaknya. Tak terbayangkan apa yang terjadi pada sepasang suami istri tadi.

Sepasang suami istri itu justru telah meninggalkan pasar begitu terjadi gempa. Dan sebelum tsunami melanda, mereka sudah berada di rumah. Kalau saja mereka terlambat.

Coba renungkan, pagi hari itu, di pasar Banda Aceh, ada berapa banyak orang yang terlambat pulang? Mungkin mereka masih memilih-milih barang, mungkin mereka masih ngobrol, mungkin masih sarapan di pasar, tapi apa pun yang mereka lakukan, semuanya terlambat dan berakhir dengan kematian.

SEEKers, mumpung masih hari ini, jangan terlambat menggunakan kesempatan hari ini. Jangan sampai kelak kamu bilang, “Aduhhhh … sayang sekali sudah terlambat.”

Ada sepasang suami istri yang sering bertengkar. Suatu hari sebelum berangkat kerja, si suami memegang tangan istrinya, pamitan dan minta maaf. Sang istri cuek saja dan tidak mau mengampuni suaminya.

Di sore harinya, tiba-tiba polisi datang membawa suaminya pulang ke rumah penuh berlumuran darah dan sudah meninggal. Ketika istrinya melihat hal itu, ia histeris dan berkata, “Ya Tuhan! Jika aku tahu ia akan pulang seperti ini, tentu aku tidak akan bersikap jahat kepadanya tadi pagi! Oh, sekarang tidak ada kesempatan lagi!”

SEEKers, kalau kamu sadar bahwa kesempatan bisa hilang begitu saja, kamu pasti mau mengampuni orang lain, khan?

Bacalah apa yang ditulis Pepi di bawah ini.

“Ihhh!! Keseeelll!” ketik Pepi di layar chatting. “Kenapa, Pep?,” tanya temannya. “Masak gue dikatain cari perhatian sama si Nisa. Ngomongnya di belakang gue lagi. Di depan pura-pura baik sama gue. Di belakang gosipin orang yang enggak-enggak! HUUUUHHH!!! Ga ada ampun deh buat dia! Belum lagi, gue pulang sekolah langsung dimarahin sama mami. Padahal yang salah adek gue. Kesel ga sih??? Panas banget nih hati gue.”

SEEKers, seringkah kejadian seperti itu menimpa kamu? Atau hal-hal lain yang membuat kamu tidak bisa mengampuni? Sering, bukan?

Tuhan memberimu kesempatan untuk mengampuni dan Tuhan juga akan menolong kamu agar bisa mengampuni walaupun rasanya tidak mungkin, asal kamu berseru kepada-Nya.

Bagaimana? Maukah kamu menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan? Begitu kamu mau mengampuni, Tuhan juga akan mengampuni kamu.

Begitu kamu mengampuni, kamu langsung lega, ringan, damai, dan sukacita. Tetapi jika kamu masih ngomel-ngomel seperti Pepi, kamu akan semakin panas, sebel, tidak damai, dan tidak sukacita. Dan jika kamu tidak hati-hati, kamu membiarkan perasaan itu terus menguasai kamu lebih lama sedikit lagi, kamu pasti jatuh dalam perangkap Iblis.

SEEKers, jangan salah pilih ya. Memang tidak mudah, tetapi aku mau meminta tolong pada Tuhan agar aku bisa menggunakan kesempatanku untuk mengampuni.

Doa:
Tuhan Yesus, Engkau sudah memberi banyak kesempatan. Tolonglah aku tidak menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan itu. Aku mau mengampuni orang lain seperti Engkau mengampuni aku.