Bibirmu meneteskan madu murni, pengantinku,
madu dan susu ada di bawah lidahmu,
dan bau pakaianmu seperti bau gunung Libanon.
Kid. 4:11
Mau Tuhan Saja:

Hari 1 - Minggu

Roti atau Tuhan?


Yohanes 6:27
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.

Kamu pasti pernah mendengar cerita tentang 5 roti dan 2 ikan, bukan? Tuhan membuat mujizat sehingga dari 5 roti dan 2 ikan itu, Tuhan bisa mengenyangkan 5000 laki-laki belum termasuk perempuan dan anak-anak dan masih ada sisa 12 bakul.

Kalau aku ada di antara orang-orang itu, aku akan terus mencari Tuhan Yesus dan mengikutinya supaya aku bisa selalu makan roti gratis dan selalu sehat. Bagaimana denganmu?

Ternyata orang banyak yang telah makan roti dan ikan itu juga berpikiran sama denganku. Keesokan harinya, mereka mencari Tuhan Yesus lagi.

Begitu mereka tahu Tuhan Yesus sudah tidak ada lagi di situ, mereka segera naik perahu ke seberang.

Saat mereka tiba, Tuhan Yesus segera menegur mereka, “… kamu mencari Aku … karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yoh. 6:26).

Lalu Tuhan mengajar mereka dan mewahyukan diri-Nya, "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35).

Seolah-olah Tuhan berkata, “Kamu mencari roti yang bisa mengenyangkan perutmu, tetapi itu tidaklah bersifat kekal. Aku roti yang sejati. Datanglah pada-Ku dan percayalah pada-Ku, maka kamu tidak akan lapar lagi dan tidak akan haus lagi.”

Sayang sekali, orang-orang itu bukannya datang kepada Tuhan Yesus dan percaya kepada Tuhan Yesus, mereka malah kecewa mendengar perkataan Tuhan Yesus dan mereka mulai bersungut-sungut.

Bahkan, mulai dari waktu itu, banyak orang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Tuhan Yesus.

Lalu Tuhan Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"

Jawab Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”

Kalau saja orang-orang itu datang kepada Tuhan karena mereka memang mau Tuhan dan mau percaya kepada-Nya, maka mereka akan mendapatkan hidup yang kekal.

Sayang sekali mereka tidak mau mendapatkan yang bernilai kekal, mereka malah mencari roti yang bernilai sementara.

SEEKers, apakah yang kamu cari, yang bernilai kekal atau yang bernilai sementara?

Aku jadi bertanya-tanya pada diriku sendiri, jika Tuhan tidak memberiku roti keju, roti sosis, roti coklat, apakah aku masih mau datang pada Tuhan? Apakah aku akan bertahan seperti kedua belas murid Tuhan itu?

Jika Tuhan tidak memberiku bantuan-bantuan yang aku perlukan, apakah aku masih bisa mengatakan, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal”?

SEEKers, itulah sebabnya kita perlu mohon Tuhan menyembuhkan kebutaan kita agar kita bisa melihat dan memilih yang benar.

Doa:
Tuhan Yesus, sembuhkan mataku, buatlah aku melihat, sehingga aku hanya mau Engkau dan tidak memilih yang bernilai sementara.



Hari 2 - Senin

Ikan atau Tuhan?


Yohanes 21:7
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Setelah Tuhan Yesus mati dan bangkit, di pantai danau Tiberias, berkumpullah 7 murid Tuhan.

Lalu Simon Petrus mengajak murid-murid itu menangkap ikan, karena mereka tidak punya makanan dan tidak punya uang.

Anehnya, sekeras apa pun mereka berusaha menangkap ikan, hingga hari sudah siang, tidak seekor ikan pun yang berhasil mereka tangkap.

Tuhan Yesus berdiri di pantai dan bertanya, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" (Pagi itu, murid-murid tidak mengenali bahwa itu adalah Tuhan Yesus.)

“Tidak ada,” jawab mereka. Maka Tuhan menyuruh mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Mereka pun mencobanya dan ternyata mereka menangkap banyak sekali ikan besar sehingga berat dan mereka tidak kuat menarik jalanya.

Melihat itu, Yohanes menyadari bahwa itu adalah Tuhan Yesus. Ia langsung berseru, “Itu Tuhan.”

Saat itu juga, Petrus segera mengenakan pakaiannya dan terjun ke dalam danau menuju Tuhan Yesus.

Apakah Yohanes mengikuti? (Tidak.) Bagaimana dengan murid-murid yang lain? (Mereka tetap dalam perahu dan mendayungnya ke pantai sambil memegangi dan menghela jala yang penuh ikan besar-besar.)

Kelihatannya sikap murid-murid yang lain itu lebih masuk akal. Bukankah sangat tidak mungkin meninggalkan ikan-ikan itu begitu saja? Bukankah dengan berbuat demikian mereka akan mendapatkan keduanya - ikan dan Tuhan Yesus?

SEEKers, mereka lupa bahwa ikan-ikan itu berasal dari Tuhan Yesus dan jika Tuhan mau ikan itu tetap di jala, ikan-ikan itu akan menunggu di jala dan jika Tuhan mau ikan-ikan itu pergi, seberapa banyak usaha yang mereka keluarkan, ikan-ikan itu tetap akan pergi.

Memang ada banyak alasan yang kelihatannya tepat untuk membenarkan perbuatan mereka. Apa pun alasan itu, bagus atau kurang bagus, semuanya tetap membuat mereka mengalami kerugian besar.

Hanya Petrus yang mendapatkan berkat berlimpah hari itu. Apa yang terjadi?

Sesudah mereka sarapan, Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?”

Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Untuk kedua kalinya, Tuhan Yesus bertanya lagi, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"

Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Untuk ketiga kalinya, Tuhan Yesus bertanya kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"

Maka sedih hati Petrus karena Tuhan Yesus bertanya untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Lalu Tuhan Yesus menubuatkan masa depan Petrus, bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Tuhan. Dan sesudah itu Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku."

SEEKers, ada 7 murid di tepi danau Tiberias, tetapi Tuhan Yesus hanya berfirman pada Petrus. Kamu tahu apa sebabnya? (Sebab Petrus mau Tuhan saja dan bukan ikan-ikan.)

Tuhan sangat menghargai orang yang memilih Dia dan rela kehilangan yang lain untuk mengikuti Tuhan.

SEEKers, aku baru menyadari bahwa seringkali aku datang kepada Tuhan hanya untuk meminta berkat, meminta ini dan itu. Semoga Tuhan membelaskasihi aku sehingga aku mulai bertumbuh dan tidak lagi meminta-minta berkat, tetapi mau Tuhan saja dan menantikan Firman-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku memilih-Mu dan mau Engkau saja.



Hari 3 - Selasa

Mujizat atau Tuhan?


Yohanes 2:23-24
Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua.

Ketika di Kana, Tuhan mengadakan mujizat untuk pertama kalinya, yaitu mengubah air menjadi anggur.

Luar biasa, bukan? Pengantin yang seharusnya kehabisan anggur sehingga akan malu dan tidak bahagia di akhir pesta pernikahannya, tidak jadi malu malah membahagiakan banyak orang dengan anggur yang lebih baik.

Mengapa bisa begitu? (Karena mereka mengundang Tuhan Yesus hadir di pesta pernikahan mereka.)

Dan sejak saat itu, Tuhan Yesus terus mengajar, menyembuhkan orang sakit, dan mengadakan banyak mujizat.

Melihat kehebatan Tuhan Yesus, tentu saja ada banyak orang yang mengikuti Dia. Mereka berbondong-bondong mengikuti Tuhan ke mana pun Tuhan pergi.

Tetapi perhatikan apa yang dikatakan Firman Tuhan dalam Kitab Yohanes 2:23-24, “Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua.”

SEEKers, apakah yang kamu cari – mujizat atau Tuhan? Kalau kamu cuma mencari mujizat, maka Tuhan tidak mempercayakan diri-Nya kepadamu.

Di awal pelayanannya, Paulus banyak sekali menyembuhkan orang. Kapan pun ia berdoa dan menumpangkan tangannya pada seseorang, orang itu pasti sembuh (Kis. 19:11-12).

Tetapi Paulus sendiri punya penyakit seperti duri yang menusuknya. Ia sudah berdoa kepada Tuhan 3 kali, tetapi Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Kor. 12:9).

Seolah-olah Tuhan berkata, “Jika Aku menyembuhkanmu, maka kamu tidak akan memerlukan Aku lagi dan kamu tidak akan menikmati kasih karunia-Ku. Karena itu, aku membiarkan penyakit itu untuk mengingatkanmu bahwa kamu perlu datang pada-Ku.”

Selain itu, anak rohani Paulus, Timotius, juga sakit maag. Paulus tidak berdoa, memohon Tuhan menyembuhkan Timotius. Sebaliknya ia menasihati Timotius, “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.”

Kalau aku ada di sana waktu itu, aku mungkin akan berkata pada Paulus, “Pak Paulus, Anda sekarang sudah jadi lemah dan kehilangan iman. Dulu kamu penuh kuasa untuk menyembuhkan, tetapi mengapa sekarang kamu tidak menyembuhkan Timotius?”

Bukan cuma itu, dari Surat 2 Timotius 4:20, kita tahu bahwa Paulus meninggalkan Trofimus, rekan sekerjanya, dalam keadaan sakit di Miletus.

Benarkah Paulus kehilangan kuasanya untuk menyembuhkan? (Sama sekali tidak.)

Tetapi, justru melalui penderitaan-penderitaan dan penyakit itulah Paulus, Timotius, dan Trofimus bertumbuh lebih banyak dalam Tuhan.

SEEKers, kamu perlu tahu bahwa bukan mujizat yang bisa membuat kamu dan aku bertumbuh dalam Tuhan atau matang kerohaniannya.

Tuhan memang mengaruniakan banyak mujizat kepada para rasul di awal pelayanan mereka, tetapi semakin mereka bertumbuh, semakin sedikit mujizat hingga pada akhirnya mereka pun harus mati martir.

Ketika masih muda, Petrus pernah di penjara dan di saat itu, malaikat datang untuk membebaskannya, tetapi di usia tuanya, saat Petrus di penjara lagi, tidak ada malaikat yang datang menolongnya. Petrus malah dipaku di atas kayu salib tetapi dengan kepala di bawah.

Ketika Yohanes sudah tua, ia dibuang atau diasingkan ke Pulau Patmos.

Paulus juga mati martir, namun saat kepalanya hendak dipancung, banyak orang bersaksi mengatakan bahwa ia tetap bersukacita.

Semua itu sebenarnya adalah mujizat yang lebih besar dan berarti.

Mengapa mereka bisa begitu? (Karena mereka hanya mau Tuhan dan bukan mujizat.)

Doa:
Tuhan Yesus, buatlah aku hanya mau Engkau, merindukan Engkau sehingga aku boleh bertumbuh dewasa.



Hari 4 - Rabu

Letakkan Segera


Lukas 18:22
Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Ada begitu banyak orang mengikuti proses pengadilan Tuhan dan menyaksikan semuanya.

Ada sekelompok orang yang berdiri di sana dengan sikap acuh tak acuh.

Ada sekelompok orang seperti Pilatus, yang jelas-jelas tahu bahwa Tuhan Yesus tidak berdosa, tetapi karena ingin dipandang baik oleh orang Yahudi, maka menjatuhkan hukuman salib kepada Tuhan Yesus.

Ada sekelompok orang seperti prajurit-prajurit yang mengolok-ngolok dan dan mempermainkan Tuhan Yesus.

Ada sekelompok orang seperti orang Farisi yang mementingkan atau mengutamakan tata cara keagamaan dan penghidupan, tetapi tidak mau Tuhan Yesus.

Ada sekelompok orang seperti 4 orang prajurit yang membagi-bagi pakaian Tuhan Yesus, menggunakan ketersaliban Tuhan Yesus bagi keuntungan mereka sendiri.

Ada sekelompok orang seperti Simon dari Kirene yang memikul salib bagi Tuhan Yesus.

Ada sekelompok orang seperti para murid yang bersedih karena ketersaliban Tuhan Yesus, tetapi takut mati sehingga mereka melarikan diri.

Ada sekelompok orang seperti para perempuan, yang menangisi dan meratapi Tuhan Yesus, berdiri di bawah kaki Tuhan Yesus, dan tidak mau meninggalkan Tuhan Yesus.

Ada sekelompok orang seperti penjahat yang disalibkan di sebelah Tuhan Yesus. Ia bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Ada sekelompok orang yang sama seperti kepala pasukan, setelah melihat mujizat yang terjadi hari itu, memastikan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Kamu dan aku termasuk kelompok yang mana? Untuk apakah kamu menjadi orang Kristen? Untuk masuk surga? Untuk berada di lingkungan yang baik? Untuk mendapatkan teman? Sikapmu terhadap Tuhan Yesus menentukan masa depan rohanimu.

Madame Guyon rela meletakkan semua hartanya untuk mengikuti Tuhan. Bahkan kecantikannya pun diambil oleh Tuhan karena penyakit cacar yang dideritanya.

Di pandangan manusia, ia adalah seorang yang sangat kasihan, tetapi ia mempunyai sukacita yang tidak bisa diceritakan.

Count Zinzendorf, George Müller, and Saint Francis of Assisi, semuanya hidup dengan cara seperti itu. Mereka rela meletakkan segala sesuatu yang mereka punya, juga segala sesuatu yang sedang mereka kejar, untuk mengikuti Tuhan.

Hasilnya, mereka semua dipuaskan oleh Tuhan dan mendapatkan damai sejahtera yang melampaui segala akal.

SEEKers, ini bukan masalah berapa banyak uang yang telah kamu persembahkan, berapa banyak ayat Alkitab yang telah kamu hafal, berapa banyak kebenaran yang kamu kuasai, masalahnya adalah seberapa banyak yang telah kamu letakkan bagi Tuhan dan seberapa banyak kamu telah memberikan dirimu bagi Tuhan dan mau Tuhan saja?

Jika kamu hanyalah seorang Kristen yang bermoral, bertingkah sopan, tidak berbuat dosa, dan rendah hati, tetapi tidak merasakan kesegaran, kemanisan, dan sukacita, itu berarti masih ada yang perlu kamu letakkan bagi Tuhan.

Jika kamu merasa gelap, malas beribadah, semua persekutuan tidak ada yang menggerakkan hatimu, semua nyanyian terasa hambar, cepatlah berdoa, mohonlah terang Tuhan, karena itu berarti ada barang-barang atau hal yang perlu kamu letakkan segera.

Begitu bangun tidur, apa yang ada di pikiranmu? Mungkin itulah yang perlu kamu letakkan. Entah uangmu, entah game milikmu, entah komikmu, entah musikmu, entah gaya rambutmu, entah gaya kacamatamu, entah model hp-mu, hanya Tuhan yang tahu. Mohonlah terang dari-Nya dan letakkan apa pun yang Tuhan mau kamu letakkan, maka kamu akan mendapatkan sukacita dan damai sejahtera yang belum pernah kamu alami sebelumnya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu. Aku mau hidup bagi-Mu dan mau Engkau saja. Terangilah aku, supaya tidak ada apa pun yang lebih penting bagiku daripada Engkau.



Hari 5 - Kamis

Pengganti yang Lebih Baik


1 Petrus 5:4
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Feli adalah seorang anak 7 tahun yang mempunyai mata berseri-seri dan wajah bulat cantik. Suatu hari, ketika ikut mamanya belanja di supermarket, ia melihat kalung mutiara dari plastik seharga Rp. 125.000,00.

Ia betul-betul menginginkan kalung itu, ia meminta mamanya untuk segera membelikannya.

“Oke, tapi kamu harus kerja dulu sama mama selama sebulan. Setiap hari, mama akan memberimu tugas untuk dikerjakan dan setelah sebulan, mama akan membeli kalung itu untukmu.”

Feli setuju. Ia bekerja dengan sangat rajin setiap hari untuk mendapatkan kalung itu. Dan akhirnya ia benar-benar mendapatkan kalung idamannya itu.

Alangkah senangnya Feli. Ia selalu memakainya ke mana pun ia pergi, bahkan saat tidur. Satu-satunya waktu ia tidak memakai kalung itu hanya ketika mandi dan berenang karena mamanya memberitahunya bahwa kalung itu akan cepat kusam dan luntur jika terkena air.

Feli punya papa yang luar bisa menyayanginya. Setiap malam, menjelang Feli tidur, papa Feli selalu berdiri dari kursi kesayangannya dan membacakan Feli cerita-cerita menarik.

Suatu malam, begitu selesai membacakan cerita, papa bertanya, “Feli, apakah Feli sayang papa?”

“Ya! Papa khan tahu kalau Feli sayang papa.”

“Kalau gitu, berikan kalung itu pada papa.”

“Ah… papa, jangan kalung ini dong. Papa minta yang lain aja deh, apa pun, Feli akan berikan ke papa,” kata Feli. “Gimana kalau boneka Wolly kesukaan Feli ditambah semua mainan dapur-dapuran ini?”

“Tidak, sayang. Baiklah, sekarang tidur ya.” Papa Feli menemani Feli sikat gigi dan menciumnya selamat malam.

Seminggu kemudian, sekali lagi papa Feli bertanya setelah selesai membacakan cerita, “Apakah Feli sayang papa?”

“Ya, papa. Feli sayanggggggg banget sama papa.”

“Kalau begitu, maukah Feli memberikan kalung Feli untuk papa?”

“Ahhh jangan kalung Feli, pa. Papa minta boneka kuda aja ya? Rambutnya bagus dan lembut. Bisa juga dijadikan guling kecil, mau nggak?”

“Nggak jadi deh,” kata papanya. Setelah sikat gigi, papa mencium Feli dan berkata, “Tidur yang nyenyak, sayang.”

Beberapa hari kemudian, ketika papa Feli datang untuk membacakan cerita, Feli duduk di pangkuannya dan dengan sedikit gemetar ia berkata, “Pa, ini kalung Feli, untuk papa.” Feli perlahan-lahan menaruh kalung mutiara plastiknya di telapak tangan papanya.

Dengan satu tangan, papanya memegang kalung plastik itu dan dengan tangan yang lain papa menyodorkan kotak beledru hitam yang amat cantik.

Feli membuka kotak itu, di dalamnya ada sebuah kalung mutiara yang indah, dari mutiara asli.

Sudah lama papa Feli ingin memberikan kalung itu. Ia menunggu Feli rela meletakkan kalung mutiara plastiknya untuk mendapatkan kalung mutiara asli.

Itulah yang akan dilakukan Tuhan kita. Dia menunggu kita meletakkan banyak hal yang memenuhi hati kita dan pikiran kita.

Begitu kita meletakkan barang-barang itu, Tuhan akan memberikan pengganti yang jauh lebih baik dan bernilai kekal.

Apakah kamu masih terus memegangi teman-temanmu yang duniawi dan memberikan pengaruh buruk bagimu?

Apakah kamu masih terus memegangi kebiasaan-kebiasaan burukmu, hobimu?

Kalau Tuhan menyuruhmu meletakkan, letakkan segera. Tuhan tidak pernah menyuruhmu meletakkan sesuatu tanpa memberikan penggantinya.

Tuhan akan menggantikannya dengan sesuatu yang jauh lebih berharga, bukan cuma untuk kehidupan di bumi ini tetapi juga untuk kehidupan yang kekal.

Doa:
Tuhan Yesus, jangan biarkan aku bodoh sehingga terus mempertahankan hal-hal yang tidak ada nilainya dan bersifat sementara. Buatlah aku bisa melihat yang lebih berharga dan bernilai kekal.



Hari 6 - Jumat

Murnikah?


Matius 5:8
Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Suatu kali, Tuhan menyuruh Musa naik ke Gunung Sinai di pagi hari, berdiri di sana dan menghadap Tuhan di puncak gunung tersebut.

Lalu, Tuhan berpesan kepada Musa, “Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu" (Kel. 34:3).

Tuhan berpesan agar Musa tidak mengajak siapa pun ke atas gunung. Ia harus datang sendirian. Musa juga tidak boleh membawa kambing domba atau lembu sapi atau binatang apa pun. Ia harus meninggalkan semuanya.

Apakah artinya? Itu berarti ketika kamu datang untuk berjumpa dengan Tuhan, kamu perlu meletakkan segalanya.

Matikan hp-mu, lupakan masalahmu, lupakan PR-mu, lupakan urusanmu, lupakan janji-janjimu, lupakan rencanamu, datanglah kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Selain itu, lupakan juga semua keperluanmu atau kepentinganmu. Ketika Musa naik menghadap Tuhan, ia tidak membawa apa pun untuk dimakan atau diminum, ia juga tidak membawa tenda untuk tidur.

Jika beribadah, apakah kamu membawa snack, coklat, permen, dll.?

Ada orang ketika beribadah malah mengagumi sepatunya yang bagus, atau tasnya yang bagus dan memamerkannya.

Ada yang tidak bisa berhenti melihat hape-nya. Ada yang terus memikirkan bagaimana menyelesaikan gamesnya.

Ada yang terus khawatir akan ujian atau tugas-tugasnya.

Ada yang terus mengingat kesalahan orang lain dan memaki-maki dalam hati.

Ada yang berkhayal dan melamun.

Ada yang membayangkan makan siangnya atau makan malamnya, mau makan apa? Di mana?

Ada yang cari-cari jodoh.

Ada juga yang datang beribadah karena musiknya keren, band-nya cool, song leadernya luar biasa.

Ada juga yang datang karena gedungnya indah dan mewah.

Itulah sebabnya mereka kehilangan berkat berlimpah-limpah yang telah Tuhan sediakan, yaitu diri Tuhan sendiri dengan segala kekayaan dan kelimpahan-Nya.

Kitab Matius 5:8 mengatakan, “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”

Murni hati berarti hanya punya satu tujuan, yaitu diri Tuhan sendiri.

Jika kita meninggalkan hal-hal lain di bawah kaki gunung, maka hati kita hanya tertuju kepada diri Tuhan sendiri. Dan jika kita memiliki hati yang murni seperti itu, maka kita akan bisa melihat Tuhan.

Begitu kamu bisa melihat Tuhan, maka hidupmu akan berubah total. Tujuanmu berubah, masa depanmu berubah, semuanya ke arah yang mulia dan kekal.

SEEKers, aku rindu bisa melihat Tuhan dan berubah. Bagaimana denganmu? Yang diperlukan cuma hati yang murni, hanya mau Tuhan dan memperhatikan Tuhan. Tidak ada maksud lain, tidak ada tujuan lain, dan tidak ada keinginan lain.

Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang tidak murni hati. Ya Tuhan Yesus, aku rindu melihat Engkau dan berubah. Bersihkan hatiku dari semua hal yang mendudukinya, buatlah hatiku murni bagi-Mu.



Hari 7 - Sabtu

Bukan Jalan Kita


Mazmur 119:30
Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Ada jalan yang sebaiknya tidak kita tempuh, karena itu bukan jalan kita. Jalan itu adalah jalan yang ditempuh Lot.

Bertahun-tahun Lot mengikuti Abraham hingga menjadi kaya raya. Lot sudah mengenal Tuhan yang hidup dan tahu jalan apa yang harus ia tempuh, namun Lot memilih jalan yang salah.

Ketika hamba-hambanya bertengkar dengan hamba-hamba Abraham, seharusnya ia mengalah.

Dan ketika Abraham menawarkan tanah untuk dipilihnya, seharusnya ia tidak usah memilih, tetapi bersikeras untuk tetap ikut pamannya, karena Tuhan memberkati pamannya.

Meninggalkan Abraham adalah kesalahan besar. Semua berkat yang didapatkan Lot disebabkan karena Tuhan memberkati Abraham.

Lot memilih seluruh lembah Yordan, tanah yang terlihat subur. Dan pada awalnya ia berkemah di dekat Sodom.

Meskipun ia tahu bahwa Sodom adalah kota yang jahat dan berdosa, tetapi Lot justru perlahan-lahan pindah dan menetap di Sodom.

Di hati dan pikiran Lot tidak ada Tuhan. Ia tidak peduli apakah Tuhan suka atau tidak, karena yang ia cari dan yang ia mau bukan Tuhan.

Suatu kali, Raja Sodom bersekutu dengan beberapa raja lain untuk melawan Kedorlaomer. Tetapi mereka kalah hingga segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, juga Lot, beserta harta bendanya, dibawa musuh, sebab Lot itu diam di Sodom.

Gara-gara tinggal di Sodom, maka Lot menjadi tawanan. Syukurlah ada yang memberitahukan hal itu pada Abraham sehingga Abraham mengejar mereka, mengalahkan Kedorlaomer, dan membebaskan semua tawanan.

Sayang sekali, Lot kembali ke Sodom, kota yang jahat dan berdosa. Ia tidak mau kembali kepada Abraham. Lot bahkan menjadi pemimpin di kota itu, hingga Tuhan memusnahkan kota Sodom dan Gomora.

Karena doa Abraham, maka Tuhan menyelamatkan Lot dan keluarganya dari kota Sodom, tetapi istrinya menjadi tiang garam dan kedua menantunya musnah karena api. Kini Lot tidak punya apa-apa lagi dan tinggal bersama kedua anak perempuannya.

Di kondisi seperti itu, Lot masih juga tidak mau kembali kepada Abraham.

Lot memilih sebuah kota kecil di dekat Sodom, Zoar namanya. Ia dan kedua anak perempuannya tinggal di sebuah gua, di pegunungan.

Terpisah dari pamannya, jauh dari Tuhan, maka mabuklah Lot karena ulah kedua anak perempuannya, yang telah dipengaruhi dan dirusaki oleh kehidupan di Sodom, sehingga tidak lagi punya rasa malu.

Kedua anak perempuan itu meniduri ayahnya sehingga mengandung dan melahirkan 2 anak laki-laki yang dikutuk oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga sampai 10 generasi, mereka tidak boleh masuk jemaah Tuhan.

Itulah akibat hidup yang meninggalkan Tuhan dan memilih barang-barang lain.

Sebenarnya, melalui 2 peristiwa tidak enak yang menimpanya, Lot harus segera sadar bahwa itu adalah peringatan dari Tuhan dan segera kembali kepada Abraham. Tetapi Lot terus memilih jalan yang salah.

SEEKers, jalan Lot bukan jalan kita. Kapan pun kita salah jalan dan mendapatkan peringatan, lebih baik kita segera bertobat.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau tidak pernah membuang aku. Engkau selalu mau aku kembali kepada-Mu. Buatlah aku peka dan cepat bertobat setiap kali aku salah jalan. Jangan biarkan aku menempuh jalan Lot.