Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Ibr. 11:6
Tidak Basa Basi:

Hari 1 - Minggu

Bukan Menunaikan Kewajiban (1)


Mazmur 96:9
Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!

Setiap hari Minggu, keluargaku selalu mementingkan untuk pergi beribadah dulu sebelum melakukan hal yang lain. Hal itu sudah demikian selama bertahun-tahun dimulai dari masa sebelum nenekku. Jadi bagi keluargaku, pergi beribadah di hari Minggu itu sudah kewajiban dan otomatis, tidak perlu dipertanyakan lagi.

Dan setiap kali bertemu nenekku, beliau selalu mengatakan, “Siapkan dirimu, beribadahlah sungguh-sungguh dan jangan cuma menunaikan kewajiban, supaya usaha dan waktu yang kamu keluarkan untuk pergi beribadah di hari Minggu tidak sia-sia dan bukan pemborosan.”

Kadang-kadang nenekku mengatakan, “Sudahkah kamu mengaku dosa? Jangan sampai ibadahmu tidak ada nilainya di hadapan Tuhan.”

SEEKers, hal itu sangat mungkin. Nilai ibadah kita bisa terdiskon hingga “NOL” karena sikap dan tingkah laku kita.

Dalam Kitab Yesaya 1:15, Tuhan menegur umat-Nya, “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”

Apa maksudnya? (Tuhan tidak akan mengindahkan ibadah kita karena perbuatan-perbuatan kita kotor atau dengan kata lain karena kita berdosa.)

Dalam Kitab Matius 15:8 Tuhan juga mengatakan, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”

Lalu apa yang mesti kita lakukan? (Dalam Kitab Yesaya 1:16-18 Tuhan memberikan jalan keluarnya.) “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, …. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
Kalau kamu dan aku mau sungguh-sungguh bertobat, mau meninggalkan dosa-dosa kita, maka sekalipun dosa kita banyak, Tuhan akan mengampuninya. Tuhan mengatakan sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi, Dia akan menjadikannya putih seperti bulu domba. Haleluya!

Jangan pernah berpikir bahwa kita boleh marah seenaknya, ngomong tanpa kendali, berbuat semaunya, lalu hari Minggu pergi beribadah dengan rajin tanpa absen, maka Tuhan akan melupakan semua dosa kita. Itu tidak mungkin.

Jika lidah kita sudah terbiasa mengucapkan hal-hal yang duniawi dan berdosa selama 6 hari, mungkinkah pada hari Minggu lidah kita bisa mengucapkan hal-hal rohani?

Jika lidah kita sudah terbiasa memaki-maki orang, mengumpat selama 6 hari, mungkinkah pada hari Minggu lidah kita bisa memuji-muji Tuhan?

Pujian dan doa kita dalam setiap ibadah di hari Minggu sangat tergantung pada sikap dan tingkah laku kita selama seminggu.

Karena itu, setiap hari, setiap saat, kita perlu datang pada Tuhan, melakukan segala sesuatu bersama Tuhan, dan begitu ada hal yang tidak diperkenan Tuhan, kita perlu segera bertobat.

Pernahkah kamu di hari Minggu, begitu bangun, berdoa dan bersyukur karena kamu boleh sekali lagi bersama-sama orang Kristen yang lain menyembah Tuhan? Ataukah kamu berkata, “… hmm kok udah Minggu lagi?”

SEEKers, yuk kita menyiapkan hati dan roh kita sebelum pergi beribadah di hari Minggu.

Doa:
Tuhan Yesus, jagalah aku dalam hidup sehari-hari agar selalu melakukan segala sesuatu bersama-Mu dan berhenti berbuat jahat. Aku tidak mau hanya menunaikan kewajiban beribadah di hari Minggu, aku mau benar-benar beribadah dan memuliakan Engkau.



Hari 2 - Senin

Putar Nomor yang Benar


Yohanes 4:23
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Ketika ibadah sudah selesai, karena ada banyak tugas, aku ingin segera pulang, tetapi belum dijemput. Maka aku meminjam telpon di tempat ibadah untuk mengontaki orang tuaku. Anehnya, sudah 3 kali aku memutar nomor telpon papaku masih juga terdengar nada awal di telpon dan belum terdengar nada panggil.

Dengan putus asa aku bertanya pada operator telpon, mengapa telponnya kok aneh?

“Ooooo… kamu harus tekan nomor 2 dulu sebelum memutar nomor papamu.”

Kondisi kita di saat ibadah mirip dengan pengalamanku tadi. Kita mungkin menyanyi, mendengarkan doa dan mengaminkan, mengikuti pembacaan Alkitab, tetapi hati tetap hambar dan dingin.

Kamu ingin menyembah Tuhan, tetapi rasanya kok perasaanmu tidak tergerak. Apa yang mesti kamu lakukan?

Putarlah dulu nomor yang benar. Apa maksudnya? (Sembahlah Tuhan dalam roh dan kebenaran.)

Itu berarti sembahlah Tuhan dengan seluruh hatimu, dengan seluruh dirimu, dengan seluruh pikiranmu, dan dengan seluruh kekuatanmu. Sembahlah Tuhan dengan apa adanya dirimu.

Saat pergi beribadah, sudahkah kamu bawa buku nyanyianmu (Kidung)? Sudahkah kamu bawa Alkitabmu? Sudahkah kamu menyiapkan catatanmu?

Memang kamu bisa meminjam Alkitab dan buku nyanyian di tempat ibadah, tetapi apakah itu menunjukkan bahwa kamu sudah menyembah Tuhan dengan seluruh hatimu, dengan seluruh jiwamu, dengan seluruh pikiranmu, dan dengan seluruh kekuatanmu?

Daud di dalam Kitab Mazmur 9:2-3 mengatakan, “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.”

SEEKers:
  1. Duduklah di bangku paling depan.
  2. Bukalah mulutmu lebar-lebar dan menyanyilah sekuatnya.
  3. Berdoalah sungguh-sungguh dan dengarkan setiap firman yang disampaikan.
  4. Bertobatlah jika kamu merasa tertegur.
  5. Bersaksilah jika kamu punya pengalaman indah bersama Tuhan, bukan karena hobby dan bukan untuk menarik perhatian, tetapi untuk memuliakan Tuhan.
  6. Mohonlah Tuhan terus bekerja dan berbicara walau jam ibadah sudah usai dan mohonlah Tuhan mengubah hidupmu.

Doa:
Tuhan Yesus, ajarku menyembah-Mu dengan seluruh hatiku, dengan seluruh jiwaku, dengan seluruh pikiranku, dan dengan seluruh kekuatanku.



Hari 3 - Selasa

Lakukan yang Terbaik


Bilangan 18:29
Dari segala yang diserahkan kepadamu, yakni dari segala yang terbaik di antaranya, haruslah kamu mempersembahkan seluruh persembahan khusus kepada TUHAN, sebagai bagian kudus dari padanya.

Suatu kali, sepulang dari retreat di luar kota, saking sukacitanya, para remaja ingin mempersembahkan lagu yang menggambarkan perasaan mereka terhadap Tuhan dan bagaimana mereka mempersembahkan masa depan mereka. Dan setelah mendapat persetujuan dari para penatua, ditetapkanlah tanggal untuk penampilan mereka.

Mereka berlatih menyanyi selama beberapa minggu, dan makin lama makin terdengar bagus. Tetapi, ada satu bagian yang selalu dinyanyikan dengan nada yang kurang pas dan ketukan yang kurang tepat karena bagian itu adalah kombinasi dari proklamir dan menyanyi dengan nada sangat tinggi disertai senandung dan suara-suara penunjang lain.

Hari H semakin dekat dan bagian itu selalu gagal. Kami semua merasa putus asa dan menyerah, karena kami beranggapan tidak banyak orang yang akan menyadarinya. Secara keseluruhan para penonton akan merasa penampilan kami cukup bagus.

Tetapi di hari gladi bersih, gembala remaja yang melayani kami berkata, “Saya tahu, kamu semua sudah bekerja sangat keras dan kamu lelah. Saya juga lelah. Selain itu, waktu kita juga hampir habis. Dan 99% dari para penonton tidak begitu mengerti musik. Mereka tidak akan menyadari jika ada kesalahan kecil di bagian yang sulit ini. Tetapi, kita tetap perlu menyanyikannya dengan benar bukan hanya untuk 1% yang mengerti musik itu, tetapi untuk 1 Orang yang layak mendapatkan yang terbaik.”

Saat tampil di hari Minggu, disaksikan oleh seluruh jemaat, mereka menyanyikan bagian sulit itu dengan benar. Memang hanya sedikit orang yang mengerti dan menyadarinya. Tapi itu tidak jadi masalah. Karena mereka tahu bahwa mereka menyanyi dengan benar adalah untuk Dia yang layak mendapatkan yang terbaik.

Ketika Raja Daud ingin membangun sebuah tempat kediaman untuk Tuhan, ia merancang sebuah kediaman yang luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri (1 Taw. 22:5).

Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari Bait Suci dan ruangan-ruangannya.

Dan sebelum meninggal, Daud memastikan bahwa anaknya, Salomo, sudah mempunyai semua bahan yang diperlukan untuk membangun tempat kediaman Tuhan itu – berlimpah-limpah emas, perak, tembaga, besi, kayu, batu, dan orang-orang yang ahli dalam segala macam pekerjaan (ay. 14-15).

Daud menyiapkan semua yang terbaik untuk pembangunan tempat kediaman Tuhan itu. Dan begitu Salomo menjadi raja, ia segera mengkonsentrasikan dirinya untuk melakukan pembangunan Bait Suci itu.

Salomo memilih bahan yang terbaik dan melakukan pembangunan itu dengan sangat hati-hati dan teliti.

SEEKers, yuk kita juga melakukan yang terbaik untuk Tuhan dalam setiap ibadah hari Minggu, karena Dia layak mendapatkan yang terbaik.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau melakukan yang terbaik bagi-Mu, karena Engkau layak mendapatkan yang terbaik.



Hari 4 - Rabu

Tidak Pernah Terlambat


Mazmur 119:60
Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.

Banyak orang mengadakan janji di jam tertentu, tetapi karena ia berlambat-lambat, maka ia pasti datang terlambat. Tahukah kamu apa yang dilakukan orang-orang itu? Mereka menelpon dan berkata, “Saya terjebak di kemacetan, sepertinya saya akan terlambat 30 menit.” Dan ketika ia tiba di tempat, ia tidak lagi merasa bersalah walau terlambat 30 menit, karena sudah menelpon sebelumnya. Apakah kamu adalah orang seperti itu?

Tentu saja itu tidak bisa diterapkan untuk jam sekolah, karena sekolah tidak boleh terlambat. Bekerja juga tidak boleh terlambat. Bagaimana dengan beribadah? Bolehkah terlambat?

Istilah “jam karet” sudah biasa kita dengar, tetapi pantaskah kita berjam karet terhadap Tuhan?

Bagaimana pandanganmu terhadap orang yang selalu datang terlambat? Bagaimana jika gurumu terlambat mengumumkan tanggal ujian? Bagaimana jika papamu terlambat membayar uang sekolahmu? Dan bagaimana jika Tuhan terlambat menolong?

Selama 9 bulan musim dingin di Antartika, benua itu diselimuti kegelapan dan suhunya terus turun hingga mencapai -115 ° F (-82 ° C). Karena suhu yang luar biasa dingin, penerbangan dihentikan dari akhir bulan Februari sampai November.

Akibatnya, mereka terpaksa meninggalkan para pekerja yang tersebar di beberapa stasiun riset. Para pekerja itu benar-benar terisolasi dan putus hubungan dengan mana pun. Mereka juga tidak mungkin mendapatkan bantuan dari luar.

Namun, syukurlah selama tahun 2001 itu, ada dua misi penyelamatan yang luar biasa berani. Mereka menembus musim dingin kutub yang tak tertahankan itu dan menerbangkan para pekerja di sana, yang semuanya punya masalah kesehatan serius, ke tempat yang aman. Mereka semua selamat.

Bayangkan kalau pertolongan itu datang terlambat. Tidak ada seorang pun yang bisa selamat. Para pekerja itu begitu putus asa menunggu pertolongan dan mereka sangat berharap pertolongan itu segera datang sebelum terlambat. Mereka mengatakan, “Saat itu, saking putus asanya, kami merasa Tuhan pun tidak bisa mendengar dan menjawab jerit tangis kami minta tolong.”

Puji syukur pada Tuhan, Tuhan mendengar mereka dan mengirimkan bantuan tepat pada waktunya.

SEEKers, dijemput terlambat sangatlah tidak enak. Makan siang datang terlambat juga tidak enak. Pertolongan datang terlambat lebih fatal lagi.

Aku tidak suka jika harus terlambat datang ke tempat pertunjukan. Aku juga tidak suka jika saat liburan bersama ada orang-orang yang terlambat mengikuti jadwal. Sebenarnya, di mana pun terlambat itu selalu menjengkelkan dan orang yang sering datang terlambat akan sulit dihargai. Sebaliknya orang yang selalu tepat waktu pasti akan jauh lebih dihargai.

Tuhan tidak pernah terlambat mendengarkan doaku dan memberikan bantuan yang aku perlukan. Jadi, aku juga tidak seharusnya datang terlambat ke tempat ibadah. Bagaimana denganmu?

Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang sering datang terlambat ke tempat ibadah. Aku mau punya permulaan baru, selalu datang lebih pagi di setiap ibadah.



Hari 5 - Kamis

Ucapan Terima Kasih


Mazmur 43:4
Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Dalam salah satu kelas di ibadah anak, aku pernah mendengar Gembala Anak mengajarkan anak-anak untuk menghargai anggota keluarga mereka.

Salah satunya adalah dengan memberikan gambar hati sebagai ucapan terima kasih dan ungkapan sayang kepada kakak atau adik atau orang tua. Anak-anak itu boleh menambahkan catatan di gambar hatinya, mis: “Terima kasih ya, karena telah membereskan mainanku. Aku sayang kamu.”

Bayangkan bagaimana perasaanmu jika suatu hari kamu menemukan kartu berbentuk hati dengan tulisan “Terima kasih ya, karena sudah menjadi kakakku yang baik. Aku sayang kamu.” Atau “Terima kasih ya, karena memberiku coklat. Aku sayang kamu.”

Aku akan sangat bahagia dan terharu jika menerima kartu semacam itu dari adikku. Aku juga akan tambah sayang pada adikku.

Ucapan terima kasih semacam itu selalu membuat hari seseorang menjadi lebih cerah. Selain itu, ucapan itu juga membuat hubunganmu dengan pemberi kartu menjadi lebih intim dan istimewa.

Setiap orang senang menerima ucapan terima kasih. Tuhan juga. Tuhan senang kalau kita selalu berterima kasih dan mengucap syukur. Itulah sebabnya dalam Kitab 1 Tesalonika 5:18 dikatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Jika harus membuat kartu ucapan terima kasih untuk Tuhan, entah berapa banyak kartu yang mesti aku buat setiap harinya.

Ada banyak sekali benda, hal, dan peristiwa yang membuat aku harus berterima kasih pada Tuhan. Salah satunya adalah selalu punya waktu mendengarkan doaku.

Seorang sejarawan bernama Cassius Dio pernah mencatat sebuah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Hadrian, Kaisar Romawi dari tahun 117-138.

Suatu kali, ada seorang wanita yang mengajukan permohonan kepada Hadrian ketika ia melewati tempat itu dalam suatu perjalanan. Awalnya ia berkata pada wanita itu, “Saya tidak punya waktu,” tetapi kemudian, setelah wanita itu berteriak, “Kalau begitu, berhentilah jadi kaisar”, ia segera berpaling dan mulai menyediakan dirinya untuk mendengarkan wanita itu.”

Alangkah seringnya kita berkata atau mendengar, “Jangan sekarang, saya sangat sibuk” atau “Maaf, saya benar-benar tidak punya waktu.”

Namun, Bapa Surgawi kita, Pencipta segala sesuatu, selalu punya waktu untuk kita. Mazmur 34:16 mengatakan, Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong.”

Tuhan kita tidak seperti kaisar atau direktur atau manager yang selalu sibuk dan selalu berusaha menghindari gangguan. Sebaliknya Tuhan selalu merespon semua doa kita dan teriak kita minta tolong.

Bagi kaisar, presiden, perdana menteri, waktu mereka hanyalah untuk hal-hal yang besar dan penting saja. Tetapi bagi Tuhan, selalu ada waktu untuk kita semua. Kapan pun kita perlu bicara, Tuhan selalu punya waktu mendengarkan.

SEEKers, yuk kita beribadah lebih sungguh-sungguh, paling tidak sebagai ungkapan rasa terima kasih kita yang besar kepada Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu punya waktu mendengarkan aku. Aku juga mau selalu punya waktu bagi-Mu.



Hari 6 - Jumat

Takut akan Tuhan


Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Suatu kali, aku diundang makan malam oleh temanku di sebuah restoran. Setelah memesan makanan, kami berbincang-bincang seru. Tak terasa makanan yang kami pesan sudah siap dan pelayan restoran itu menyajikannya di meja kami.

Temanku menyendokkan banyak lauk ke piringku. Sebelum mulai menyantap hidangan yang menggiurkan itu, aku menundukkan kepala dan bersyukur.

Aku tidak tahu apa yang dilakukan temanku ketika aku berdoa, tetapi begitu aku selesai berdoa, ia segera berkata, “Aku tidak berdoa, apakah Tuhan akan marah padaku dan menghukum aku karena itu?”

Banyak orang mempunyai pandangan yang salah terhadap Tuhan. Mereka mengira ibadah – berdoa, menyanyi, menyembah, membaca Alkitab, tidak absen setiap hari Minggu, memberikan persembahan – perlu dilakukan agar terhindar dari murka Tuhan.

Jika pandangan kita terhadap Tuhan seperti itu, maka semua bentuk ibadah kita salah arah dan salah motif. Itu berarti semua bentuk ibadah yang kita lakukan hanyalah untuk keuntungan pribadi kita, karena kita takut dihukum Tuhan. Kita takut mendapat malapetaka, bahaya, hal-hal yang tidak enak, sebagai bentuk dari hukuman Tuhan.

Memang kita perlu memiliki rasa takut kepada Tuhan, tetapi bukan takut seperti itu.

Lalu rasa takut kepada Tuhan yang seperti apa yang perlu kita miliki? (Kita perlu punya rasa takut menyakiti hati Tuhan, takut ketika melakukan sesuatu tidak bersama Tuhan.)

Ayat di atas mengatakan, “… marilah kita … beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”

Jika kamu punya rasa takut yang benar, yaitu takut ketika melakukan segala sesuatu tidak bersama Tuhan, maka ibadahmu pasti diperkenan oleh Tuhan.

Kamu sudah tahu khan, kalau ibadah itu bukan hanya seminggu sekali, di hari Minggu? Ya betul, ibadah itu berarti kamu melakukan segala sesuatu bersama Tuhan dalam hidup sehari-hari, sehingga diperkenan Tuhan. Lalu di hari Minggu, kamu bersama-sama datang untuk memuji Tuhan, memuliakan Tuhan, dan mempersaksikan segala keindahan Tuhan yang telah kamu alami selama seminggu.

Ada banyak sekali hal yang perlu kamu perhatikan agar bisa beribadah kepada Tuhan dengan hormat dan takut. Salah satunya adalah urusan penampilanmu.

Bagaimanakah potongan rambutmu? Baju apakah yang kamu pakai? Sepatu apa yang kamu pakai? Asesoris macam apa yang menempel di badanmu? Pantaskah itu untuk seorang anak Tuhan yang menghormati Tuhan dan yang takut kepada Tuhan?

Kalau semua orang memakai celana pendek, perlukah kamu memakai celana pendek juga? Ingatlah, kamu adalah seorang yang menghormati Tuhan dan takut akan Tuhan.

Di dunia ini tidak boleh ada model baju, model rambut, model sepatu, model asesoris yang membuat kamu mengurangi rasa hormatmu dan takutmu pada Tuhan. Kamu adalah seorang yang beribadah.

SEEKers, aku memang ingin selalu tampil keren dan gaul, tetapi itu bukan berarti aku harus meniru model-model yang tidak pantas dan tidak terhormat. Banyak model sopan yang tetap bisa membuat aku tampil gaul dan keren, dihormati orang dan diperkenan Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, bimbinglah aku terus untuk beribadah kepada-Mu dengan hormat dan takut. Bimbinglah aku juga dalam hidup sehari-hari agar penampilanku tidak mengurangi rasa hormat dan takutku pada-Mu.



Hari 7 - Sabtu

Sehat dan Terawat


Mazmur 122:1
Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Ada orang pernah berkeluh-kesah kepada sahabatnya. Ia menyesali waktu-waktu yang ia pakai untuk beribadah hari Minggu selama 20 tahun dalam hidupnya.

Ia bilang bahwa ia sudah mendengarkan paling sedikit 1000 kothbah. Ia juga jarang absen pergi ibadah di hari Minggu dan anehnya, ia hanya ingat beberapa dari kothbah-kothbah itu. Hampir semuanya terlupakan.

Sahabatnya sangat terkejut mendengar hal itu. Ia berkata, “Aku juga sudah menikah selama 20 tahun. Dan selama itu, aku rasa aku telah makan lebih dari 20.000 porsi makanan, yang mayoritas dimasak oleh istriku. Dan aku baru saja menyadari bahwa aku juga tidak banyak mengingat menu yang aku makan. Tetapi tanpa semua makanan itu, aku tidak akan ada seperti hari ini, sehat dan terawat baik.”

Setiap hari kita memang perlu beribadah kepada Tuhan dengan hormat dan takut, tetapi itu bukan berarti kita boleh melewatkan ibadah hari Minggu.

Kitab Ibrani 10:25 mengingatkan, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Ada banyak orang yang membayar harga mahal untuk bisa datang dan beribadah di hari Minggu, karena mereka menghargai kesaksian-kesaksian orang lain, sehingga mereka mendapatkan dorongan, kekuatan, dan perawatan dari Tuhan.

Ketika seorang hamba Tuhan mengunjungi Kishnau, Moldova, sebuah kota kecil dekat perbatasan Roma, yang dulunya adalah bagian dari Negara Soviet, ia sangat terkejut dengan sikap orang-orang Kristen di tempat itu.

Saat itu musim dingin dan hari Minggu sore, menjelang jam ibadah, udara benar-benar dingin hingga menusuk tulang. Rasanya tidak akan ada orang mau keluar rumah untuk datang beribadah di cuaca seperti itu.

Tetapi, di luar dugaan, tempat ibadah itu dipenuhi oleh 1500 orang. Dari 1500 orang itu, tidak lebih dari 25 orang datang mengendarai mobil. Sisanya, ada yang berjalan kaki melewati tumpukan salju, bahkan ada yang harus berjalan sepanjang 4 - 6 km. Ada juga yang naik kendaraan umum dan tidak cukup hanya sekali naik, tetapi harus berganti 5 kali. Karena cuaca hari itu sangat dingin, banyak bis yang tidak beroperasi sehingga mereka perlu menunggu lama sekali untuk mendapatkan bis demi bis hingga sampai ke tempat ibadah. Bayangkan pukul berapa mereka harus berangkat dari rumah agar tidak datang terlambat?

SEEKers, aku jadi bertanya-tanya, jika aku ada di sana, di manakah aku hari Minggu itu? Di depan pemanas sambil nonton TV atau bersama-sama mereka memuji dan memuliakan Tuhan?

Orang-orang Kristen di kota kecil itu seperti orang-orang yang di dalam Kitab Mazmur 122:1. Mereka bersukacita ketika dikatakan orang, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.”

Tuhan yang kita sembah sama, mari kita juga pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita yang sama.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena aku boleh beribadah hari Minggu bersama semua anak-Mu. Buatlah aku selalu menanti-nantikan hari itu dan selalu bersukacita pergi ke rumah Tuhan.